Arcandra Tahar Tegaskan Listrik Tenaga Nuklir Tidak Murah

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar.
Sumber :
  • ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

VIVA – Pemerintah tetap mempertimbangkan pemanfaatan energi nuklir sebagai alternatif energi pembangkit listrik di Tanah Air. Meski begitu, harganya tidak semurah seperti yang dipersepsikan sejumlah pihak. 

Jalan Berliku Penerapan Energi Baru Terbarukan

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar menyatakan, harga listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) bahkan bisa mencapai 12-14 sen dolar per kilo watt hour (kwh). Harga itu tidak murah.

"Banyak yang mengatakan, ‘mari nuklir, mana yang lebih murah, nuklir atau EBT lain’. Banyak yang mengatakan nuklir itu US$5-6 sen per kwh, tapi nuklir itu US$14 sen per kwh, saya cek lapangan," kata Arcandra di Jakarta, Kamis 19 April 2018. 

Cek Fakta: Cak Imin Sebut Target Energi Baru Terbarukan 2025 Meleset dari 23 Persen Jadi 17 Persen

Dia pun mengaku beberapa waktu lalu sudah meninjau harga listrik dari energi nuklir milik perusahaan energi dari Rusia, Rusatom. Negara itu menetapkan harga listrik dari energi nuklir sebesar US$12 sen per kwh.

"Rosatom, Perusahaan dari Rusia, saya datang. Mereka katakan US$12 sen per kwh. Ini belum lagi kami punya tantangan lain di nuklir ini," katanya. 

Menteri ESDM Targetkan RUU EBET Rampung di Kuartal I-2024

Arcandra juga mengakui, beberapa waktu belakangan ini banyak yang mendesak pelaksanaan energi nuklir sebagai energi pembangkit listrik. Nuklir dinilai sebagai salah satu alternatif EBT yang bisa mendukung target bauran energi 23 persen pada 2025. (ase)

Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly

PLN Dapat Komitmen Hibah dari AS untuk Studi Pengembangan Mini-Grid EBT Daerah 3T di Indonesia Timur

PT PLN (Persero) mendapat dana hibah senilai sekitar USD 1 juta dari Badan Perdagangan dan Pembangunan Amerika Serikat atau The United States Trade and Development Agency

img_title
VIVA.co.id
13 Februari 2024