BI Tak Khawatir Rupiah Melemah

Nilai tukar Rupiah
Sumber :
  • ANTARA/Zabur Karuru

VIVA – Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dolar kembali melemah hari ini. Dolar AS dibanderol Rp13.804, menguat dibanding kemarin Rp13.778.

Rupiah Ambruk Pagi ini ke Rp 15.841 per Dolar AS

Menyikapi hal itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menegaskan, BI akan tetap terus berada di pasar keuangan untuk menstabilkan nilai tukar rupiah.

"BI tidak khawatir artinya Bank Indonesia tetap dari posisi untuk terus berada di pasar kita tetap stabilkan rupiah kita menggunakan instrumen yang sudah kita gunakan saat ini," ujar Dody saat di temui di Kompleks BI, Jakarta, Jumat 20 April 2018.

Bank Indonesia Proyeksi Dolar AS Bakal Anjlok di Semester II-2024

Dody menjelaskan, faktor global masih menjadi pemicu pelemahan rupiah tersebut, salah satunya akibat adanya sentimen pasar terhadap kenaikan Fed Fund Rate yang kemungkinan akan lebih dari tiga kali untuk tahun ini.

"Itu sudah di antisipasi dan sudah masuk dalam kalkulasi kita kenaikan FFR naik tiga kali di tahun ini. risiko bisa menjadi empat kali," jelasnya.

Rupiah Menguat Pagi Ini, tapi Berpotensi Balik Melemah

Dody juga menuturkan, selain adanya faktor global, faktor domestik juga jadi pemicu yang menyebabkan nilai tukar rupiah tak bisa kembali lebih kuat, salah satunya risiko transaksi berjalan yang diproyeksikan akan mengalami defisit lebih rendah dibanding tahun lalu.

"Namun demikian kan kita juga selalu memberikan penjelasan bahwa pelemahan itu lebih didorong karena impor yang terkait bahan baku dan barang modal. Artinya sebagai konsekuensi ekonomi kita bergerak," paparnya.

Selain itu dia juga mengatakan, inflasi juga masih birisiko terus memperburuk pelemahan rupiah, terutama didorong oleh kemungkinan harga minyak yang akan terus mengalami kenaikan.

"Tapi tentunya kita bisa melihat bahwa rencana pemerintah untuk terus menahan harga atau tidak melakukan penyusunan harga bbm subsidi juga menjadi salah satu poin untuk menjaga daya beli masyarakat," paparnya.

Meski begitu dia mengaku, tekanan dari sisi domestik tersebut tidaklah terlalu memengaruhi pelemahan nilai rupiah tersebut karena seluruhnya masih dalam batas aman sasaran Bank Indonesia, seperti inflasi yang masih di bawah sasaran 3,5 persen plus minus satu maupun defisit transaksi berjalan dikisaran 2-2,5 persen.

"Jadi risiko-risiko itu tentunya ada tetapi dari sisi bank indonesia kita tetap menjaga sehingga sasaran inflasi di akhir tahun tercapai dalam proyeksi kita.untuk itu kita memang cukup yakin bahwa tidak ada dari sisi tekanan risiko inflasi itu menjadi sesuatu yang signifikan harus secara serius di waspadai," tegasnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya