BI Tegaskan Kehadiran Transaksi Digital Tak Bisa Dihindari

Logo Bank Indonesia di Jakarta
Sumber :
  • REUTERS/Fatima El-Kareem

VIVA – Bank Indonesia mengingatkan, di era digital yang saat ini terus menggeliat hadir di Indonesia, semua pihak harus bersiap untuk terus menyambut kehadiran digital economy maupun perkembangan industri 4.0, dengan inovasi maupun gagasan lainnya, demi membantu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Pemerintah Kantongi Rp 22,179 Triliun dari Pajak Digital

"Jadi, yang penting adalah mempersiapkan diri untuk memastikan era digital ini bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi nasional, dengan mengoptimalkan inovasi untuk produktivitas dan inklusivitas, serta untuk stabilitas perekonomian nasional," ujar Kepala Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, Onny Widjanarko di Jakarta, Senin 23 April 2018.

Onny mengatakan, bank sentral telah melakukan beberapa upaya untuk menyambut kehadiran digital economy tersebut, terutama terkait pengamanan transaksi digital atau nontunai yang terus meningkat.

9 Startup Terbaik akan Digembleng 90 Hari

Dia menambahkan, di antara persiapan tersebut adalah menghadirkan fintech office di Bank Indonesia untuk terus mengkaji dan mempersiapkan diri dalam menghadapi perkembangan inovasi-inovasi keuangan digital.

"Jadi, kita bisa tumbuh bersama, karena punya prinsip bersama untuk welcome terhadap era digital ini. BI telah membangun fintech office dan infrastruktur Gerbang Pembayaran Nasional atau GPN yang diperlengkapi aturan PBI (Peraturan Bank Indonesia). Dan, PBI Fintech untuk melengkapi perangkap yang digunakan menyambut inovasi keuangan digital," paparnya.

Airlangga Sebut Ekonomi Digital ASEAN 2030 Bakal Capai US$2 Triliun, 40 Persennya Ada di Indonesia

Selain itu, lanjut dia, saat ini BI tengah melakukan kajian untuk mempersiapkan kehadiran Central Bank Digital Currency. Upaya ini ditujukan juga untuk terus mempersiapkan kajian-kajian mendalam terkait kehadiran blockchain atau bitcoin.

"Bank sentral masih mengkaji itu, namun penerapannya akan indah pada waktunya, karena belum bisa ditentukan. Di negara-negara lain, bank sentralnya juga masih melakukan persiapan dan kajian itu. Ke depan, kami juga mengkaji pembayaran via QR code, dalam waktu dekat ini," tuturnya.

Dengan begitu, Onny kembali mengatakan, pembayaran nontunai ini akan terus beragam dan tumbuh di dunia, khususnya di Indonesia yang masyarakatnya mayoritas dipenuhi masyarakat muda yang butuh kecepatan dan kesederhanaan pembayaran.

"Jangkauan geografis yang luas, demografi yang beragam, dan mayoritas muda serta produktif, hemat kami membutuhkan sistem pembayaran aman efisien serta andal. Ritel elektronik digital terus tumbuh dengan menawarkan kemudahan transaksi," ujarnya.

Karenanya, dia mengatakan, bank sentral akan terus hadir demi menciptakan aturan dan standar-standar sistem pembayaran, agar keamanannya bisa terjamin dan efisiensinya terjaga.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya