Kredit Tumbuh 15 Persen di Kuartal 1 2018, Bos BCA Kaget

Presdir PT Bank Central Asia Tbk (BCA), Jahja Setiatmadja
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Audy Alwi

VIVA – PT Bank Central Asia Tbk (BCA) menyampaikan, portofolio kredit BCA per akhir Maret 2018 tercatat sebesar Rp470 triliun. Nilai tersebut tumbuh sebesar 15 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. 

Ekspansi Bisnis, Bos MD Pictures Jual Saham FILM Raup Rp 1,25 Triliun

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengaku cukup terkejut pertumbuhan kredit pada kuartal I 2018 ini yang terbilang tinggi. 

"Apa yang terjadi di kuartal I ini, kita surprise. Bahwa year on year itu naik sampai 15 persen," kata Jahja dalam konferensi pers kinerja kuartal I 2018, di Jakarta, Senin 23 April 2018. 

Cinema XXI Tebar Dividen 2023 Rp 666 Miliar

Dia pun optimistis target kredit hingga akhir tahun ini sebesar 9 persen dapat tercapai. Apalagi tren capaian awal tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. 

"Kuartal IV tahun lalu yang naik luar biasa dan ternyata kuartal I masih positif 0,5 persen (dibanding kuartal IV), kecil, tetapi itu sangat tinggi. Biasanya kuartal I itu negatif. Kalau melihat ini sampai akhir tahun kita optimis," ujarnya. 

Unilever Indonesia Raup Laba Bersih Rp 4,8 Triliun pada 2023, Anjlok 10,5 Persen

Ia pun merincikan portofolio kredit kuartal I 2018 itu terdiri dari kredit korporasi yang meningkat 17,6 persen secara yoy menjadi Rp179,4 triliun. Sementara, kredit komersial dan Usaha Kecil Menengah (UKM) naik 14,4 persen menjadi Rp166,7 triliun. 

"Pada kuartal I 2018 ini, permintaan kredit segmen bisnis lebih tinggi," katanya.

Sementara itu, lanjutnya, kredit konsumer tumbuh 12 persen secara yoy menjadi Rp123,9 triliun, yang didukung oleh produk kredit konsumer yang inovatif. 

Pada portofolio kredit konsumer ini, kredit pemilikan rumah naik 10,6 persen yoy menjadi Rp71,9 triliun. Kemudian, kredit kendaraan bermotor meningkat 14,6 persen yoy menjadi Rp40,2 triliun.

Sementara itu, di periode yang sama, kata dia, outstanding kartu kredit mencatat pertumbuhan sebesar 12,3 persen dengan outstanding sebesar Rp11,8 triliun. Sedangkan di sisi rasio kredit bermasalah (NPL) berada pada level 1,5 persen pada akhir Maret 2018. 

"Ini masih berada dalam toleransi risiko yang masih dapat diterima," katanya. 

Lalu, rasio cadangan terhadap kredit bermasalah atau loan loss coverage tercatat sebesar 183,6 persen. Jahja pun mengatakan pihaknya berhasil mempertahankan posisi likuiditas dan permodalan yang sehat dengan rasio kredit terhadap pendanaan (LFR) sebesar 77,9 persen dan rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 23,6 persen hingga kuartal I 2018. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya