Cerita Bos Bukalapak Bangkit dari Keterpurukan Bisnis

CEO Bukalapak, Achmad Zaky
Sumber :
  • Bukalapak

VIVA – Gagal dalam membangun sebuah bisnis adalah sebuah hal yang biasa. Kegagalan itu, justru jadi pembelajaran untuk meraih keberhasilan di masa depan.

Berikut 5 Barang Produktif yang Bisa Anda Beli Menggunakan Paylater

Itu tepat, untuk menggambarkan perjuangan CEO and Founder Bukalapak.com, Ahmad Zaky dalam merintis usahanya.

Kini, Bukalapak.com telah masuk dalam kategori start up unicorn, atau valuasi perusahaannya menembus US$1 miliar, atau sekitar Rp13 triliun.

Cara Hemat Belanja Otomotif saat Harbolnas 11.11

"Saya benar-benar mulai dari nol, saya enggak punya uang. Orangtua saya, dua-duanya guru. Saya juga bukan lulusan bisnis, saya lulusan engineering," kata Ahmad Zaky dalam acara talkshow Bank OCBC NISP bertema 'Get Wealth Soon' di Ritz Carlton Pacific Place, SCBD, Jakarta, Selasa 24 April 2018.

Dia pun menceritakan pada delapan tahun silam, bisnisnya hanya dimulai di sebuah kamar kos-kosan seluas 3x3 meter. Namun, buah dari ketekunannya, bisnis Bukalapak bisa menjadi sangat berkembang hingga saat ini.

Panji Gumilang-Al Zaytun Bakal Dipidana, Ganjar Telepon Heru Budi saat Blusukan

"Ternyata, di era teknologi sekarang ini, ada bentuk investasi lain yang menurut saya worthed dan memang kalau return, bayangkan dari nol valuasinya (Bukalapak) sekarang jadi Rp13 triliun," katanya.

CEO Bukalapak, Achmad Zaky.

Menurutnya, kunci keberhasilan dalam berusaha adalah berinvestasi dalam ilmu pengetahuan atau pembelajaran.

"Menurut saya, invest dari pembelajaran lebih baik daripada invest yang lain. Di spend ke ikut seminar, kalau soal ilmu enggak usah hitung-hitungan," ujarnya.

Dia juga menekankan, jika memiliki ide bisnis langsung saja dieksekusi. Apakah nanti gagal atau tidak, tentu perlu dicoba terlebih dahulu.

"Memang, saya paling sering gagal. Dari 1.000 yang saya coba mungkin 900 gagal dan 100 ini bisa menjadi hasil pembelajaran," katanya.

Selain itu, Zaky mengatakan, dalam mengejar sesuatu tujuan, tentu akan ada risiko. "Walaupun sering gagal, itu nanti tinggi banget loncatannya," katanya.

Salah satu hal yang berkesan, kata dia, adalah saat dia merekrut karyawan dengan kantor yang kecil. Justru, kenangnya, karyawannya kabur.

"Karena, cuma dari kos-kosanan 3x3. Saya rekrut karyawan. Karyawannya kabur. Tetapi, pembelajaran itu lebih penting untuk investment selanjutnya," katanya

Selain itu, menurutnya, investasi yang penting ke depan adalah kerja keras. Hal itulah yang menghasilkan bisnis Bukalapak.com saat ini, yang sudah terbilang terus tumbuh sebagai start up kategori unicorn.

"Bisnis kami itu growth-nya bisa 20 persen per tahun. Dan, untuk me-manage risk itu adalah kerja keras. Memang, di awal kerja keras sering gagal dan future nya nanti akan lebih stabil," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya