Indonesia Kuasai 41% Pangsa Pasar Penerbangan ASEAN

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside

VIVA – Kementerian Perhubungan mengungkapkan, Indonesia merupakan negara terbesar yang menguasai pangsa pasar industri penerbangan di kawasan ASEAN. Hal itu tercermin, dari besarnya penduduk Indonesia yang mencapai 41 persen dari total seluruh penduduk di ASEAN.

Bos InJourney Airports 'Curhat' Kendala di Industri Aviasi

Staf Khusus Menteri Perhubungan Bidang Ekonomi dan Investasi Transportasi, Wihana Kirana Jaya mengatakan, hal itu seharusnya bisa menjadi modal Indonesia untuk memperbesar peran industri transportasi udara bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Terutama, ditambah adanya kesepakatan keterbukaan pasar udara antarnegara-negara ASEAN, atau yang dikenal dengan ASEAN Single Aviation Market.

"Kita mesti paham bahwa demand potensial untuk industri penerbangan kita besar. Terutama, memasuki era lifestyle dan tourism. Di pasar lokal, kita masih untung punya market besar. Jadi, market kita ada di level lokal regional dan global," ujarnya dalam diskusi yang digelar Bisnis Indonesia di Jakarta, Rabu 25 April 2018.

Kemnaker Apresiasi Kerja Sama Industri Penerbangan Indonesia-Tiongkok

Dia melanjutkan, modal lain yang mestinya dapat meningkatkan industri penerbangan Indonesia, khususnya di pasar ASEAN, adalah baiknya peringkat keselamatan penerbangan Indonesia menjadi terbaik kedua di dunia, dengan berhasil memenuhi 81,15 persen keselamatan penerbangan.

"Industri penerbangan sangat regulated dan prudent, sehingga persaingan untuk yang terbaik yang mendapatkan competitive gain," ujarnya.

Menhub Optimistis Industri Penerbangan Segera Bangkit

Meski begitu, dia mengungkapkan, dengan besarnya modal industri penerbangan tersebut, namun hal itu belum memiliki dampak berarti bagi perkembangan industri penerbangan dalam menghadapi keterbukaan pasar udara ASEAN. Sebab, minimnya infrastruktur industri penerbangan masih menjadi pengganjal.

"Tantangannya adalah dalam menuju pasar tunggal ASEAN, adalah kesiapan sektor udara belum keseluruhan. Pemerataan infrastruktur di penerbangan masih dalam proses pembangunan. Kondisi airport juga masih tertinggal dengan negara lain dari soal digitalisasi service airport," ujarnya.

Dengan begitu, dia mengatakan, saat ini pemerintah akan terus mengejar ketertinggalan tersebut dengan terus menggenjot pemerataan pembangunan infrastruktur di sektor perhubungan udara.

"Caranya adalah memperbaiki kualitas bandara. Negara ASEAN sudah memasuki digital airport 2.0. Kebanyakan airport sudah implementasi pada self services. Namun, ke depannya kami sudah siapkan digital airport 4.0. Hal ini guna meningkatkan pelayanan based on jasa atau customer centric," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya