Ketua DPR Berharap Pelemahan Rupiah Tak sampai Ramadan

Rupiah Ditutup Melemah Terhadap Dollar
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Rupiah kian melemah terhadap dolar Amerika Serikat. Hingga hari ini, per dolar AS tercatat menembus angka Rp14.000.

Rupiah Mulai Menguat ke Level Rp 16.172 per Dolar AS

Pemerintah diminta harus segera merespons melemahnya rupiah. Ketua DPR Bambang Soesatyo mengatakan, pelemahan rupiah ini jangan sampai berlangsung lama. Apalagi, sampai bulan Ramadan pada Mei 2018.

Ia mengimbau, Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia harus punya langkah-langkah antisipatif demi menjaga stabilitas rupiah agar tetap normal. Menurutnya, berbagai aspek yang memengaruhi kurs rupiah harus terus dipantau.

Rupiah Terperosok ke Rp 16.270 per Dolar AS

“Mengingat stabilitas nilai tukar menjadi suatu hal yang penting, terutama karena akan ada peningkatan konsumsi kebutuhan bahan pokok menjelang Ramadan,” ujar Bambang, dalam siaran persnya, Rabu 25 April 2018.

Menurutnya, pelemahan rupiah yang hingga kini makin tajam, perlu juga diwaspadai dengan melakukan efisiensi. Terutama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Bambang berharap pelemahan nilai tukar rupiah tak berimbas kepada kenaikan tarif dasar listrik.

Rupiah Sentuh Rp 16.128 per Dolar AS, Airlangga: Sedikit Lebih Baik dari Malaysia dan China 

“Karena pemerintah sudah berjanji bahwa tarif listrik tidak akan mengalami kenaikan hingga 2019,” katanya.

Mantan ketua Komisi III DPR itu menyarankan pemerintah, untuk mengangkat kurs rupiah. Dia mendorong Kementerian Perdagangan segera memberikan insentif ekspor.

“Tujuannya untuk mendapatkan surplus perdagangan serta mengurangi neraca keseimbangan primer negatif,” ujarnya.

Saran lainnya adalah memacu kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam menarik investasi. Menurutnya, BKPM harus proaktif melakukan hubungan kerja sama bilateral dan multilateral dengan negara-negara maju serta mengundang para pengusaha untuk dapat menanamkan modalnya di Indonesia.

“Ini demi meningkatkan investasi,” tuturnya.   

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya