Menko Darmin: Fundamental Rupiah 13.500-13.600 per Dolar

Ilustrasi nilai tukar rupiah
Sumber :
  • Antara

VIVA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini sudah kembali menguat, setelah sebelumnya terseok-seok melemah hampir menyentuh angka Rp14.000.

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia, dolar AS diperdagangkan antarbank hari ini pada level Rp13.888. Menguat dari perdagangan kemarin di level Rp13.900 per dolar AS.

Dia menuturkan, pelemahan di hari sebelumnya memang masih dipengaruhi oleh faktor global, terutama akibat tuduhan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengatakan melalui akun Twitternya bahwa Rusia dan China melakukan manipulasi nilai tukar mata uangnya, sehingga pasar mulai terpengaruh untuk bergejolak.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

"Dolar sudah lebih tenang, memang kemarin itu, minggu lalu memang Presiden AS pakai Twitter mulai menuduh lagi beberapa negara manipulator kurs, sehingga pasar mulai bergerak. Tapi mestinya dasarnya tidak cukup untuk berlanjut, sehingga itu mestinya akan reda," ujarnya di Jakarta, Rabu 25 April 2018.

Meski mengalami peredaan, Darmin menganggap, gejolak nilai tukar rupiah masih harus terus diantisipasi untuk jangka waktu dekat. Sebab, perkataan Trump saat ini masih sangat bisa memengaruhi gejolak pasar yang dia anggap sangat grogi terhadap apa yang dikatakan Trump.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

"Sebenarnya mungkin fundamentalnya ada di angka itu, Rp13.500-13.600, tapi kalau situasi kemudian dipicu oleh omongan macam-macam, bisa saja dia bergerak sedikit ke sana dan ke sini. Biasalah Trump bicara, orang mulai grogi," ujarnya.

Namun demikian, Darmin menambahkan, masyarakat tidak perlu khawatir terhadap gejolak nilai tukar rupiah, karena di garda depan untuk stabilisasi mata uang ke arah fundamentalnya, Bank Indonesia akan terus berada di pasar bersama dengan pemerintah untuk menyehatkan perekonomian bangsa.

"Sebenarnya memang kalau asal dari luar, itu BI yang akan intervensi. Tetapi pemerintah untuk jangka pendek itu tidak ada yang langsung, selalu pemerintah menyehatkan fundamental ekonomi, itu fungsinya dalam stabilisasi kurs," tegasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya