Bappenas Ingatkan RI Jangan Sampai 'Tekor' Gelar Asian Games

Menteri PPN, Bambang Brodjonegoro (Tengah).
Sumber :
  • Dokumentasi Bappenas

VIVA – Penyelenggaraan Asian Games di Indonesia, yang akan berlangsung pada Agustus-September 2018, diproyeksi bakal memberikan dampak signifikan pada perekonomian nasional. Nilainya secara total mencapai Rp45,1 triliun.

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, hal itu bersumber dari total sisi pengeluaran pengunjung, biaya konstruksi, dan biaya operasional yang terhitung sejak 2015 hingga 2018.

"Ini masih hasil awal yang sifatnya estimasi. Dan juga ini kami ingin menjelaskan manfaat dari studi yang telah dilakukan terkait pergelaran tersebut," ujar Bambang di kantornya, Kamis 26 April 2018.

Eunhyuk Super Junior: Banyak Memori Indah Terukir di Indonesia

Lebih lanjut dia memaparkan, Bappenas memperkirakan pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 mencapai Rp3,6 triliun. Dengan perincian, pengeluaran sebesar Rp2,5 triliun di Jakarta dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70 persen, dan Rp1,1 triliun di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 30 persen.

Selain itu, dia juga mengungkap, Bappenenas mengestimasikan 88 persen pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen pengeluaran oleh atlet, 3,96 persen pengeluaran awak media, 2,34 persen pengeluaran officials, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan. 

Ketika Sambo Tinggalkan Jejak di Jakarta dan Palembang

Warga berjalan di samping display promosi Asian Games 2018 di Jakarta

Maskot Asian Games 2018

Sedangkan, akomodasi diperkirakan menjadi kompomen pengeluaran terbesar, yang mencapai Rp1,3 triliun. Sementara biaya terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp640 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp628 miliar, biaya belanja mencapai Rp560 miliar, dan biaya hiburan sebanyak Rp280 miliar.

"Peluang ekonomi yang dapat dimanfaatkan dari penyelenggaraan Asian Games dapat dicapai dengan menggencarkan promosi Asian Games dan wisata yang lebih tepat sasaran, memberikan fasilitas dan kemudahan masuk ke Indonesia bagi turis mancanegara, meningkatkan kemudahan akses ke venue untuk penonton lokal, menyiapkan destinasi wisata kuliner dan budaya, serta mengadakan event pariwisata pada saat Asian Games berlangsung," ungkapnya.

Dampak Negatif

Meski begitu, Bambang juga memgingatkan, gelaran olahraga internasional ini juga memiliki dampak negatif terhadap perekonomian tuan rumah. Ini akibat menumpuknya utang dan pemanfaatan sarana olah raga yang kurang optimal, seperti yang telah terjadi di Yunani maupun Brazil.

"Terakhir juga di Brazil yang sampai biayanya US$12 miliar untuk Piala Dunia. Membuat ketimpangan di Brazil semakin lebar karena properti harga-harganya meningkat luar biasa. Berarti itu membuat susah negaranya," ujarnya.

Karena itu, Bambang menegaskan, untuk mencegah dampak negatif tersebut, diperlukan upaya peningkatan akitvitas olah raga sebagai bagian grand design peningkatan prestasi olahraga Indonesia. Selain itu perlu juga peningkatan kepedulian masyarakat untukn melakukan aktivitas olah raga, dan pemanfaatan venue olahraga untuk aktivitas lain di luar olah raga, seperti Meeting, Incentives, Conferences, dan Exhibition (MICE).

"Salah satu contoh sukses pemanfaatan venue olah raga pasca event adalah Palembang setelah SEA Games 2011. Pemda Palembang membentuk BUMD PT Jakabaring Sport City yang bertugas mengelola aser keolahragaan di Jakabaring secara profesional. Sehingga dapat dimanfaatkan secara maksimal, baik untuk event olahraga nasional dan internasional, maupun digunakan masyarakat umum," lanjut mantan Menteri Keuangan itu. (ren)
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya