Negara yang Sukses Dongkrak Ekonomi dari Gelaran Olah Raga

Ilustrasi Venue Asian Games
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

VIVA – Penyelenggaraan Asian Games ke-18 yang akan berlangsung pada Agustus mendatang di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan, tidak hanya berdampak secara ekonomi. Tapi, juga non ekonomi. 

Kisah Inspiratif Jonatan Christie, Atlet Bulutangkis yang Bangun Masjid dari Dana Bonus Asian Games

Seperti meningkatkan kebanggaan dari Indonesia, meningkatkan kohesi sosial, mendorong masyarakat untuk melakukan olah raga, serta yang tidak kalah penting yaitu meningkatkan profil Indonesia di mata internasional. 

Menurut Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro sudah merupakan hal yang lumrah dan wajar bahwa banyak negara yang profilnya naik setelah berhasil menjadi tuan rumah event internasional. Contoh paling jelas adalah Korea Selatan.  

Kritik untuk Pelaksanaan Munas Pengurus Besar Taekwondo Indonesia

Pada 1986 Korea Selatan menjadi tuan rumah Asian Games ke-10 di Seoul. Dua tahun kemudian (1988) negeri Ginseng ini menjadi penyelenggara Olimpiade  Musim Panas ke-24 di kota yang sama. 

"Korea Selatan menyadari bahwa menjadi tuan rumah event keolah ragaan internasional merupakan sarana yang efektif untuk menaikkan citra negaranya," ujar Bambang dikutip dari keterangan resminya, Senin 30 April 2018. 

Eunhyuk Super Junior: Banyak Memori Indah Terukir di Indonesia

Kemudian Korea Selatan lanjutnya,  menunjukkan diri kembali sebagai tuan rumah Asian Games ke-14 tahun 2002 di Busan, dan secara bersamaan 2002 menjadi tuan rumah Piala Dunia bersama Jepang. Negeri Ginseng itu juga menjadi tuan rumah Asian Games ke-17 kembali pada tahun 2014 di Incheon. 

Warga berjalan di samping display promosi Asian Games 2018 di Jakarta

Asian Games 2018

“Ini contoh suatu negara yang giat memanfaatkan event internasional untuk meningkatkan profil negara dan ekonominya dengan berbagai rangkaian event internasional di negaranya,” tambahnya. 

Contoh sukses lainnya, kata Bambang, adalah Olimpiade  Musim Panas ke-27 di Sydney Australia. Acara itu bisa mendorong ekonomi New South Wales meningkat sampai US$490 juta per tahun selama 12 tahun masa persiapan dan sesudah event. 

"Jadi mereka ambil enam tahun ke belakang dan enam tahun ke depan. Periode 1994-2000 adalah masa persiapan, membangun stadion, infrastruktur, berbagai fasilitas pendukung, promosi dan seterusnya dan kemudian pasca event adalah masa pemanfaatan stadionnya, peningkatan wisatawan ke Australia maupun Sydney," tambahnya. 

Setelah itu dlihat dari present value, dampak olimpiade terhadap ekonomi Australia mencapai US$6,5 miliar dan lapangan pekerjaan meningkat 5.300 di New South Wales, dan di Australia Kota rata-rata 7500 per tahun selama 12 tahun. 

Cerita sukses lainnya, Olimpiade Musim Panas ke-30 di London pada tahun 2012, karena bisa berkontribusi terhadap PDB Inggris sampai US$16,5 miliar selama 12 tahun periode. Komposisinya 82 persen dari free event, 12 persen dari pariwisata, 6 persen dari pengeluaran langsung. 

“Jadi aktivitas free event dan konstruksi itu adalah bagian terbesar dari olimpiade di London, ditambah pariwisata dan direct spending, turis meningkat 10,8 juta pada periode 2005-2017,” ungkap. 

Belajar dari pengalaman tersebut Bambang berharap, setelah pelaksanaan Asian Games ke-18 di Jakarta dan Palembang, Indonesia tidak hanya  memperoleh dampak ekonomi tapi juga punya manfaat non ekonomi seperti yang dialami Korea Selatan, Australia dan juga Inggris. 

Bappenas memperkirakan dampak langsung pengeluaran peserta dan pengunjung Asian Games 2018 mencapai Rp3,6 triliun. Dengan perincian pengeluaran sebesar Rp2,5 triliun di Jakarta dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 70 persen, dan Rp1,1 triliun di Palembang dengan konsentrasi persebaran peserta dan pengunjung sebanyak 30 persen. 

Diestimasikan, 88 persen pengeluaran berasal dari penonton dan wisatawan, diikuti 4,67 persen pengeluaran oleh atlet, 3,96 persen pengeluaran awak media, 2,34 persen pengeluaran officials, dan 0,77 persen pengeluaran sukarelawan. Akomodasi diperkirakan menjadi komponen pengeluaran terbesar yang mencapai Rp1,3 triliun.

Sementara, komponen terbesar kedua adalah transportasi sebesar Rp640 miliar, makanan dan minuman sebesar Rp628 miliar, pengeluaran belanja mencapai 560 miliar rupiah, dan pengeluaran hiburan sebanyak Rp 280 miliar.

Bambang menegaskan, bahwa hasil estimasi dampak langsung ekonomi Asian Games 2018 ini masih merupakan hasil tahap awal dari kajian yang dikerjakan oleh Bappenas. Diharapkan dampak ekonomi bagi Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games 2018 akan lebih besar lagi nanti dari hasil perhitungan data riil setelah dilakukan survei pada tahap berikutnya. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya