Buruh Morowali Ungkap Modus Perusahaan Sembunyikan TKA

Ilustrasi pekerja asing
Sumber :
  • Reuters

VIVA – Terus membanjirnya tenaga kerja asing di Indonesia semakin dinilai semakin mengkhawatirkan saat ini. Apalagi, TKA tersebut diduga datang dengan cara ilegal dan hal itu dilakukan oleh pihak perusahaan. 

Peringati Hari Bumi Sedunia, IMIP Tanam 1.000 Pohon Pelindung

Seperti di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah saat ini. Salah satu perwakilan buruh di daerah tersebut, Asnan As'ad mengungkapkan saat ini jumlah TKA di daerahnya berdasarkan perhitungan serikat buruh setempat, sudah lebih banyak dibanding data pemerintah. 

"TKA di Morowali angkanya 2.100 orang versi pemerintah. Tapi, kenyataannya bukan itu, tapi sekitar 8.000 ke atas," ujar dia di Indonesia Lawyer Club (ILC) tvOne, Selasa 1 Mei 2018. 

Mitsubishi Fuso Resmikan Diler 3S Baru di Morowali

Dia pun mengungkapkan, modus perusahaan di daerahnya menyembunyikan TKA saat digelarnya inspeksi mendadak pemerintah dilakukan. Salah satunya dengan mengganti helm yang digunakan TKA di lokasi kegiatan perusahaan.   

Puluhan warga negara China terlibat kasus penipuan di SurabayaIlustrasi tenaga asing ilegal

Tiga Remaja di Morowali Rampok 31 Motor dan Satu Mobil di Parkiran Smelter

"Penggantian helm dari kuning menjadi merah, kuning ini yang tidak punya skill. Nah diubah jadi merah terkesan mempunyai skill," ungkapnya. 

Selain itu Buruh lainnya, Irman mengungkapkan, para TKA tersebut disediakan asrama yang banyak, dan lantainya pun ada bagian yang tersembunyi. Sehingga, tidak diketahui keberadaannya saat pemerintah sedang melakukan sidak. 

"Mes itu tiga lantai, dua lantai ke bawah. Dan sudah disiapkan beberapa kontainer untuk dia (TKA) ngumpet," tambahnya. 

Lebih lanjut Asnan mengungkapkan, menjamurnya TKA ini sudah terjadi sejak 2013 silam. Saat ini pun jumlahnya terus mengalami peningkatan dan akhirnya membuat tenaga kerja lokal tidak memiliki kesempatan kerja. 

"Kami sudah berteriak menolak TKA dari 2013, kami bisa buktikan masih ada 50 persen masyarakat di angka pengangguran," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya