Kata BPS Soal Dampak Ekonomi dari Cuti Panjang Lebaran 2018

Kepala Badan Pusat Satatistik, Suhariyanto
Sumber :
  • Raden Jihad Akbar/VIVA.co.id

VIVA – Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto mengatakan, dengan ditetapkannya perpanjangan masa cuti Lebaran oleh pemerintah yang jatuh pada 11-20 Juni 2018, maka dampak besarnya terhadap ekonomi hanya pada sektor produksi.

Naik Drastis! Ada 1,2 juta Orang Naik Angkutan Umum di Hari Terakhir Libur Lebaran

Sedangkan, lanjut Kecuk, panggilan akrab Suhariyanto untuk dampak positif dari perpanjangan masa cuti adalah peningkatan di sektor konsumsi masyarakat dan itu memiliki pola kenaikan setiap Ramadan dan Lebaran.

Dia mengatakan, secara umum tingkat konsumsi masyarakat pada masa itu pasti akan mengalami peningkatan dengan sendirinya, terutama di sektor-sektor makanan dan minuman, transportasi, dan komunikasi, hingga restoran dan hotel.

Jangan Lupa! Perpanjang SIM Mati Tanpa Harus Bikin Baru Berlaku Mulai Besok

"Kalau konsumsi masyarakat di Ramadan dan Lebaran pasti akan naik sendirinya. Jadi, mungkin akan lebih berdampak pada produksi tidak pada konsumsi. Ke produksi pasti akan berpengaruh, kalau ke konsumsinya enggak," ucap Kecuk di kantornya, Senin 7 Mei 2018.

Meski begitu, Kecuk mengatakan, untuk menghadapi dampak produksi tersebut dari perpanjangan masa cuti Lebaran, pelaku usaha bisa melakukan antisipasi dengan menggenjot produksi sebelum masa Lebaran.

Pemprov DKI Tiadakan CFD Besok karena Masih Cuti Lebaran

"Produksi kan bisa digenjot sebelumnya. Tapi memang, kalau jumlah hari berkurang pasti, jangankan itu (cuti Lebaran), kita ekspor dan impor kalau Februari, jumlah hari akan berpengaruh pada ekspor," ucapnya.

Ilustrasi penjualan parcel lebaran.

Selain itu, Kecuk juga mengatakan, tingkat pertumbuhan konsumsi pada masa perpanjangan cuti tersebut juga belum dapat dipastikan, sebab sangat bergantung pada komposisi barang.

"Kita enggak bisa, biasanya akan lebih kuat, tetapi kalau berapanya sangat tergantung dari komposisi barang, jadi saya tidak bisa memperkirakan," ungkapnya.

Kecuk juga menambahkan, pada dasarnya perpanjangan masa cuti Lebaran yang dilakukan pemerintah adalah semata untuk mengurai kemacetan yang terjadi selama masa mudik Lebaran, terutama di daerah Jawa yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan jalur darat untuk mudik Lebaran.

"Kenapa cutinya ditambah, karena untuk menghindari traffic di Jawa agar tidak numpuk. Kalau lebih banyak, tentu saja akan banyak produksi yang terganggu. Tetapi, seberapa jauh besarnya, kita tidak punya hitungan pastinya. Tapi mereka minta enggak (pelaku usaha) lama, pasti mereka punya hitungannya," ucapnya. (asp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya