BI Beri Sinyal Naikkan Suku Bunga Acuan

Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo
Sumber :
  • REUTERS/Beawiharta

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo menegaskan, pihaknya akan mengambil langkah-langkah yang tegas untuk memastikan terciptanya stabilitas perekonomian, di tengah meningkatnya tantangan global saat ini

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Agus mengungkapkan, saat ini, BI memiliki ruang yang besar untuk menaikkan suku bunga acuannya, atau 7 Day Reverce Repo Rate. Sehingga, diharapkan tekanan nilai tukar rupiah bisa diredam dan stabilitas ekonomi bisa tercipta. 

"Respons kebijakan tersebut, akan dijalankan secara konsisten dan pre-emptive untuk memastikan keberlangsungan stabilitas," ujar Agus, dikutip dari keterangannya, Jumat 11 Mei 2018. 

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Agus menjabarkan, tantangan global yang menjadi sorotan antara lain siklus peningkatan suku bunga di Amerika Serikat, dan meningkatnya harga minyak dunia. Selain itu, menguatnya risiko geopolitik sebagai akibat meningkatnya tensi sengketa dagang AS-Tiongkok dan pembatalan kesepakatan nuklir AS-Iran, juga jadi sorotan. 

"Hal itu mengakibatkan penguatan dolar AS terhadap seluruh mata uang dunia, termasuk rupiah," tegasnya. 

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Data Bank Indonesia mencatat, selama Mei 2018 (month to date) rupiah telah melemah 1,2 persen, Thai baht 1,76 persen, dan Turkish lira 5,27 persen. Sementara itu, sepanjang 2018 (year to date) rupiah melemah 3,67 persen, Pilipina peso 4,04 pesen, India rupee 5,6 persen, Brasil real 7,9 persen, Russian rubel 8,84 persen, dan Turkish lira 11,42 persen.

"Melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa pekan terakhir sudah tidak lagi sejalan dengan kondisi fundamental ekonomi Indonesia saat ini," tambahnya.

Nilai tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah

Terkait hal tersebut, dan melihat masih besarnya potensi tantangan dari kondisi global yang dapat berpotensi mengganggu kesinambungan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah panjang.

Agus menegaskan, BI akan secara tegas dan konsisten mengarahkan dan memprioritaskan kebijakan moneter pada terciptanya stabilitas. 

"Bank Indonesia juga akan konsisten mendorong berjalannya mekanisme pasar secara efektif dan efisien, sehingga ketersediaan likuiditas baik di pasar valuta asing dan pasar uang tetap terjaga dengan baik," ungkapnya. 

Lebih lanjut, menurutnya, operasi moneter di pasar valuta asing tetap akan dilakukan untuk meminimalkan volatilitas nilai tukar agar keyakinan pelaku ekonomi dapat dipastikan tetap terjaga. 

"Operasi moneter di pasar uang akan terus dilakukan untuk memastikan ketersediaan likuiditas rupiah yang memadai dan terjaganya stabilitas suku bunga di pasar uang, dalam koridor yang sejalan dengan stance kebijakan moneter Bank Indonesia," ungkapnya. 

Koordinasi dengan pemerintah, juga akan semakin diperkuat untuk memastikan terjaganya inflasi sesuai sasaran. Dan, memastikan berjalannya reformasi struktural secara efektif untuk memperkuat struktur neraca transaksi berjalan dan neraca modal, serta berbagai kebijakan struktural lainnya untuk meningkatkan daya saing perekonomian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya