DPR Pertanyakan Harga Beras Impor Operasi Pasar Lebih Mahal

Beras impor dari Thailand di gudang Bulog Divre Jatim
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Umarul Faruq

VIVA – Dalam upaya mengamankan pasokan pangan khususnya beras saat Ramadan dan Idul Fitri 2018, pemerintah berencana menggelar operasi pasar atau OP, termasuk menggelontorkan beras impor yang saat ini berada di gudang Bulog.

Seribu Ton Beras Impor Masuk Pulau Sumbawa, Anggota DPR: Mencekik Petani

Dalam OP tersebut Kementerian Perdagangan sendiri telah menetapkan operasi dilakukan jika suatu daerah tidak tersedia beras dengan harga sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET). Namun, sejumlah pihak ragu OP ini bisa efektif karena harga beras impor yang mau digelontorkan ternyata lebih mahal daripada beras lokal.

Adapun kedudukan beras impor sama dengan beras yang diserap Bulog dari petani sementara harga yang ditetapkankan adalah setinggi tingginya HET di wilayah tersebut.

Faisal Basri di Sidang MK: Beras Kurangnya 600 Ribu Ton Tapi Impornya 3 Juta

Anggota Komisi IV DPR RI, Firman Soebagyo mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan harga beras impor untuk operasi pasar yang digelontorkan tersebut ternyata lebih mahal dari beras lokal. Padahal, beras impor tersebut harusnya lebih murah dari beras lokal.

Untuk itu, dirinya, ragu bila kebijakan tersebut diterapkan akan mampu untuk menekan harga beras yang masih tinggi di pasaran. “Kalau logikanya kan kalau OP itu harga terjangkau. Harusnya murah kan. Tapi kalau harga berasnya lebih mahal jadi buat apa kita impor,” ujar Firman melalui keterangan tertulis, Jumat 11 Mei 2018.

Impor Beras RI Januari-Februari Tembus 881 Ribu Ton, Paling Banyak dari Thailand

Menurut dia, idealnya operasi pasar yang dilakukan pemerintah itu untuk jaga stabilitas harga, sehingga masyarakat mampu membeli beras dengan harga terjangkau. Tapi, kalau harga lebih mahal dan masyarakat tak bisa beli beras kualitas baik maka ini hanya dijadikan pembenaran saja agar bisa impor.

Aktivitas bongkar muat beras impor asal Vietnam di atas kapal

Sementara secara terpisah, salah satu pedagang beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) Afong tegaskan situasi harga beras saat ini sudah turun. Menurut dia, harga beras medium saat ini rata-rata jauh di bawah Rp9.000 per kilogram. HET untuk beras medium sendiri Rp9.450 per kilogram untuk wilayah Jawa dan Jakarta.

“Bahkan beberapa waktu lalu (harga beras medium di Cipiinang) ada yang pernah menyentuh Rp7.900 per kilogram,” katanya.

Mengenai Operasi Pasar yang dilakukan Bulog, dia tidak terlalu yakin akan efektif. Buktinya, harga beras selama ini turun, bukan karena Operasi Pasar tapi karena memang suplai beras berlebih dan di berbagai daerah sentra produksi banyak panen.

“Jadi harga turun bukan karena operasi pasar tapi karena produksi melimpah, dan jelang puasa ini diperkirakan akan tetap stabil dan tidak akan mengalami kenaikan,” katanya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya