Impor Bahan Baku Naik, BPS: Industri RI Mulai Bergeliat

Keterangan Pers Kepala BPS Suhariyanto di kantornya.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Arrijal Rachman

VIVA – Badan Pusat Statistik mencatat, Impor Indonesia pada April 2018 yang mencapai US$16,09 miliar mengalami pelonjakan yang signifikan jika dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yaitu naik 34,68 persen.

Di Depan Para Pengusaha Ritel, Airlangga Sebut Aturan Impor Bakal Direvisi

Adapun menurut barang-barang yang di impor, seluruhnya juga mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun 2017, di mana barang konsumsi meningkat 38,01 persen, Bahan Baku dan Penolong 33 persen, dan Barang Modal 40,81 persen.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, pada dasarnya kenaikan nilai impor tersebut merupakan kenaikan yang tidak biasa, jika dibandingkan pola bulan Lebaran  tahun sebelumnya.

Bea Cukai Beri Izin Pembebasan Bea Masuk Impor Alat Kesehatan

Sebab, menurut dia, pola kenaikan menjelang Lebaran biasanya hanya didominasi oleh impor barang konsumsi, namun untuk tahun ini juga turut didominasi oleh barang bahan baku maupun barang modal.

"Kalau kita lihat itu peningkatannya agak tidak biasa. Biasanya barang konsumsi naik iya. Tetapi bahwa bahan baku dan barang modal ini naiknya lumayan tinggi. Bahwa impor bahan baku dan modal mendekati puasa itu unusual," ujar dia saat ditemui di kantornya, Kamis 15 Mei 2018.

Intip Sederet Ketentuan Barang Kiriman Pekerja Mingran, Tak Lagi Diatur Permendag

Aktivitas bongkar muat petikemas

Meski demikian, Suhariyanto menjelaskan, jika dirunut pada kondisi liburan yang panjang untuk Lebaran tahun ini. Maka pertumbuhan impor yang tidak biasa tersebut dapat dipahami. Sebab industri berupaya untuk menabung bahan baku maupun barang modalnya untuk menggenjot produksinya.

"Jadi kalau kita mau positif thinking. Ini mereka menyiapkan bahan bahan baku untuk menggerakan industri kita. Jadi kalau positifnya bahan baku menarik karena industri optimis untuk menggerakan produksinya begitu juga barang modal," ungkap dia.

Selain itu, Suhariyanto juga mengatakan, untuk April 2018, pemerintah maupun Industri juga telah melakukan impor barang-barang konsumsi yang cukup signifikan dimulai dari pakaian hingga bahan makanan maupun buah-buahan.

Untuk pakaian jadi bukan rajutan dalam menghadapi Lebaran, Suhariyanto mengatakan alami kenaikan sebesar 64,3 persen menjadi sebesar US$36,3 juta. Capaian itu naik US$14,2 juta dibandingkan April 2017 yaitu US$22 juta.

Untuk barang konsumsi, lanjut dia, mengalami kenaikan 25,85 persen dari bulan lalu, dimulai dari bawang putih yang naik US$61,5 juta, berasal dari Tiongkok. Beras impor sebesar US$59,4 juta asal Thailand dan daging beku US$42,1 juta dari Australia. Kemudian buah pir US$26,3 juta dari Tiongkok dan Apel US$36,1 juta dari Tiongkok dan AS.

"Jadi kalau kita menjelang Lebaran impor kita cenderung naik ya," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya