Teror Bom Tak Ganggu Ekonomi, Jokowi Lepas Ekspor ke AS

Terminal JICT.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Ikhwan Yanuar

VIVA – Di tengah gangguan keamanan akibat aksi bom beberapa hari ini dan juga pelemahan Rupiah terhadap Dolar AS, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa pemerintah Indonesia tetap bekerja di antaranya dengan melakukan ekspor ke Amerika Serikat.

Jokowi Sempat Malu karena Indonesia Belum Jadi Anggota Penuh FATF

Hal itu dikatakan Presiden Jokowi saat meninjau infrastruktur pelabuhan sekaligus pelepasan ekspor melalui kapal kontainer ukuran raksasa yang mengangkut berbagai komoditas dari Indonesia ke mancanegara.

Pelepasan bertolak dari pelabuhan yang dikelola PT Pelabuhan Indonesia II (IPC) yakni kapal CMA CGM Tage yang melayani rute langsung atau direct call dan akan bertolak dari terminal Jakarta International Container Terminal (JICT) Pelabuhan Tanjung Priok menuju tujuan akhir Los Angeles, AS.

Dorong Ekspor UMKM, Bea Cukai Jalin Kolaborasi dengan Pemerintah Daerah

"Melalui pelepasan ekspor dengan kapal besar, kita ingin tunjukkan bahwa ekonomi kita tetap berjalan dengan baik. Ekonomi kita tetap tangguh dan terus bergerak dan tujuan ekspor pada sore hari ini adalah Amerika Serikat dengan kapal yang besar berkapasitas 10.000 Teus dan kita mengisi 4.300 Teus," kata Presiden Jokowi di JICT, Tanjung Priok Jakarta Utara, Selasa, 15 Mei 2018.

Dengan cara ini, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Indonesia bisa menghemat untuk setiap kontainer hingga US$300 karena yang diekspor adalah produk-produk garmen dan barang elektronik. Jokowi yakin cara ini akan bisa semakin meningkatkan daya saing produk dalam negeri terhadap produk negara lain.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

"Saya juga ingin sampaikan bahwa ekspor kita ke Amerika Serikat pada sore hari ini adalah penanda bahwa Indonesia memiliki peran sangat strategis dalam geo-ekonomi di Indo-pasifik," katanya.

Barang-barang yang diekspor diketahui bukan melulu bahan mentah namun juga bahan jadi untuk keperluan produksi industri.   

"Sebagai negara terbesar di Asia Tenggara sedang terus bergerak untuk menjadikan kawasan Indo-Pasifik sebagai sumber utama pertumbuhan ekonomi pusat perdagangan dan industri dunia dan di saat yang bersamaan peningkatan ekspor seperti sekarang akan terus kita tingkatkan sehingga akan menguatkan pertumbuhan ekonomi kita," lanjut Presiden.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya