Kebijakan Makro BI 2018 Fokus Tiga Hal Ini

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.
Sumber :
  • Fikri Halim/VIVA.co.id

VIVA – Stabilitas sistem keuangan merupakan prasyarat bagi terwujudnya pemulihan ekonomi yang berkesinambungan. Karena itu, kebijakan makro prudensial diarahkan untuk meningkatkan ketahanan sistem keuangan terhadap potensi risiko sistemik, di tengah tantangan dan kompleksitas dinamika sistem keuangan.

Dirut BRI Ungkap 2 Faktor yang Bisa Selamatkan Indonesia dari Resesi di 2023

Asesmen yang dilakukan Bank Indonesia terhadap komponen-komponen dalam sistem keuangan meliputi institusi keuangan, baik perbankan maupun non-bank, pasar keuangan, korporasi, rumah tangga, serta infrastruktur keuangan, merupakan landasan bagi perumusan kebijakan makro prudensial Bank Indonesia.

Hal tersebut disampaikan Gubernur Bank Indonesia, Agus D.W. Martowardojo, dalam peluncuran buku Kajian Stabilitas Keuangan (KSK) No. 30 Edisi Maret Tahun 2018, hari ini. Buku tersebut bertemakan penguatan stabilitas sistem keuangan dalam upaya menjaga momentum pertumbuhan.

Sri Mulyani Ingatkan Risiko yang Intai Ekonomi Global, RI Siapkan Ini

Agus menjabarkan, buku KSK ini memaparkan perkembangan kondisi dan risiko pada sistem keuangan serta faktor-faktor yang dapat mengganggu stabilitas sistem keuangan secara akurat dan komprehensif. Selain itu, dijelaskan berbagai respons kebijakan Bank Indonesia yang ditempuh guna memitigasi risiko sistemik.
 
"Tahun 2017 merupakan periode pemulihan ekonomi global setelah pertumbuhan ekonomi dunia menyentuh titik terendah pada 2016," ungkapnya, di Jakarta, Jumat 18 Mei 2018. 

Saat itu, lanjut Agus, perbaikan perekonomian global memperlihatkan adanya sumber pertumbuhan yang lebih merata, dengan motor pertumbuhan ekonomi dunia yang bersumber dari negara maju dan berkembang. Dari sisi domestik, stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan pada 2017 masih terjaga, disertai dengan risiko perekonomian domestik yang menurun. 

Hadapi Krisis Global, Ekonomi RI Harus Kurangi Ketergantungan pada AS

Agus mengatakan, berbagai langkah dan upaya ditempuh oleh Bank Indonesia dan otoritas lain di sektor keuangan dalam merespons dinamika perekonomian dan sistem keuangan global maupun domestik. Upaya tersebut khususnya dalam memperkuat momentum pemulihan ekonomi nasional yang sedang berjalan.
 
"Ke depan, penguatan kebijakan makro prudensial difokuskan kepada tiga aspek utama yaitu penguatan likuiditas, penguatan fungsi intermediasi yang berkualitas, dan peningkatan efektivitas instrumen makro prudensial," tambahnya. 

Selain itu, Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makro prudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas makro ekonomi serta sistem keuangan di tengah pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Koordinasi dengan pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan.

Menteri BUMN, Erick Thohir menghadiri Pesta Rakyat Simpedes

Dukung UMKM Indonesia, BRI Gelar Pesta Rakyat Simpedes

Dalam rangka mendukumg satu pilar perekonomian bangsa yakni UMKM, PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menggelar Pesta Rakyat Simpedes (PRS) 2023, pada Juli-September 2023.

img_title
VIVA.co.id
15 Juli 2023