JK: Daerah Penghasil Ekspor Menikmati Pelemahan Rupiah

Wakil Presiden Jusuf Kalla
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA - Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai terus menguatnya dolar Amerika Serikat, yang hari ini menembus Rp14.428 per dolar, tidak hanya dilihat sisi negatifnya.

Loyo, Rupiah Dibuka Melemah Jelang Libur Lebaran Idul Fitri

JK menuturkan, untuk di perkotaan yang banyak mengonsumsi impor, memang berpengaruh. Tetapi, tidak berlaku bagi daerah-daerah yang memiliki produk ekspor.

"Tapi di daerah-daerah yang penghasilan barang ekspor kayak di daerah sawit, batu bara, udang, kopi, cokelat, wah itu semua menikmati itu. Jadi, rupiah yang melemah jangan jeleknya saja. Ada juga sisi positifnya," kata JK.

Rupiah Melemah jadi Rp15.906, Dipicu Solidnya Ekonomi AS

Maka seharusnya, lanjutnya, yang mesti didorong dalam situasi rupiah seperti ini, adalah dengan mengoptimalkan ekspor. Eksportir, lanjut JK, harus mengambil momentum itu. Dengan lebih meningkatkan produk yang dia ekspor.

"Meningkatkan ekspor. Hanya bisa diatasi dengan itu. Tidak bisa diatasi hanya minjam, tapi peningkatan ekspor. Tidak bisa diatasi hanya peningkatan bunga, tetapi bagaimana produktivitas yang menghasilkan dolar itu diperbanyak," ujar JK.

Masih Loyo, Rupiah Dibuka Melemah Nyaris Tembus Rp 16 Ribu per Dolar AS

Walau begitu, bukan berarti situasi dolar yang terus menguat, tidak membuat pemerntah khawatir. JK mengatakan, tetap khawatir dengan situasi seperti ini.

"Tentu (khawatir), penting bukan hanya Rp14 ribu. Stabilitasnya gimana yang seimbang," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto

Rupiah Sentuh Rp 16.128 per Dolar AS, Airlangga: Sedikit Lebih Baik dari Malaysia dan China 

Nilai tukar rupiah hari ini sudah bertengger di atas Rp 16.000 tepatnya di Rp 16.128 per dolar AS. Pelemahan rupiah salah satunya dipicu oleh memanasnya konflik di Timur

img_title
VIVA.co.id
16 April 2024