Perang Dagang AS Tak Signifikan pada Ekspor Produk Kreatif RI

Bekraf Festival 2017
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

VIVA – Ancaman perang dagang oleh Amerika Serikat terhadap Indonesia yang akan mengenakam tarif ke 124 produk menyusul defisit perdagangan yang besar terhadap Amerika Serikat tidak akan berdampak signifikan terhadap produk dari pelaku ekonomi kreatif di Indonesia.

Gibran Mau Kasih Panggung Buat Musisi Lokal

Deputi Pemasaran, BEKRAF Josua Puji Simanjuntak mengatakan kebijakan presiden Trump jika benar-benar diterapkan maka yang paling merasakan dampaknya adalah komoditas yang tidak memiliki nilai tambah. Sedangkan produk pelaku ekonomi kreatif adalah sebuah produk yang unik dan punya nilai tambah dibandingkan produk lainnya.

“Nah biasanya sebuah produk yang punya nilai tambah, unik dan memilik brand maka mereka akan jauh lebih bisa bertahan dibandingkan produk yang tidak punya nilai tambah,” katanya di Yogyakarta, Selasa 10 Juni 2018.

RI Coba Manfaatkan RCEP Tarik Investasi ke Pasar Modal

Sebagai contoh kata Josua di Indonesia, penerapan pajak barang mewah hingga 300 persen, namun dalam kenyataannya impor mobil mewah ke Indonesia tetap laku juga dan konsumen tetap membeli meski dengan harga selangit belum termasuk pajaknya.

“Itu mobil mewah dari Italia yang inden di Indonesia cukup banyak karena konsumen membeli mobil mewah itu karena punya nilai tambah tersendiri yang tidak dimiliki produk lainnya,” ungkapnya.

Strategi RI Hadapi Perang Dagang di Tengah Pandemi COVID-19

Produk-produk yang punya nilai tambah, plus-plus dipastikan akan tetap bertahan meski Presiden Trump merealisasikan ancaman tersebut kepada Indonesia.

“Produk kreatif itu produk yang tidak ada penggantinya sehingga tetap saja permintaan akan tinggi meski dibentengi dengan berbagai kebijakan negara tujuan ekspor,” terangnya.

Lebih jauh Josua mengatakan BEKRAF juga mendukung strategi produk kreatif itu dijual ke luar negeri tidak saja pada produknya namun BEKRAF mendorong usaha kreatif dan brand itu masuk ke pasar global seperti Amerika dengan Starbuck nya yang masih ada di Indonesia. Padahal di Amerika itu bukan penghasil kopi terbesar di dunia namun bisa menjual kopi di seluruh dunia.

“Nah ini Amerika pandai membuat sebuah brand dengan operasional yang besar sehingga brand tersebut masuk ke negara pengekspor kopi terbesar ke empat di dunia yaitu Indonesia namun demikian brand Indonesia di Amerika tidak ada,” ujarnya.

Sementara itu Direktur Riset dan Pengembangan, BEKRAF Wawan Rusiawan mengatakan total ekspor produk kreatif mencapai US$20 miliar  sedangkan ekspor produk kreatif ke Amerika Serikat sendiri saat ini mencapai US$6 miliar.

“Ya mudah mudahan tidak terpengaruh dengan kebijakan Trump karena produk kreatif dari Indonesia punya keunikan tersendiri yang tidak dapat ditemui produk kreatif dari negara lainnya,” ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya