BI Klaim Kebijakan Suku Bunga Acuan Buat Rupiah Kembali Stabil

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo
Sumber :
  • REUTERS/Willy Kurniawan

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengklaim langkah-langkah yang telah dilakukan BI untuk menaikkan suku bunga acuannya sebesar 50 basis poin telah membuahkan hasil terhadap penguatan rupiah terhadap dolar AS.

Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$413,6 Miliar

Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Rabu 11 Juli 2018, tercatat menguat ke level Rp14.391 per dolar AS. Angka ini lebih baik dibanding perdagangan tujuh hari terakhir yang berada di level Rp14.418 per dolar AS pada 3 Juli 2018.

"Alhamdulillah kondisi pasar keuangan kita, khususnya nilai tukar rupiah tambah stabil. Ini menunjukkan bahwa langkah-langkah kebijakan kita, tidak hanya BI tapi koordinasi dengan pemerintah itu langkah-langkah yang tepat," ucapnya, saat ditemui di kompleks DPR-RI, Rabu 11 Juli 2018.

Awal Pekan, Rupiah Dibuka Melemah Rp14.309 per Dolar AS

Dia menjelaskan, melalui kenaikan tingkat suku bunga acuan BI-7 days reverse repo rate tersebut, maka menjadikan pasar keuangan Indonesia khususnya pasar Surat Berharga Negara (SBN) lebih kompetitif. Hal itu mendorong stabilitas nilai tukar rupiah.

"Dan, alhamdulillah dalam beberapa waktu terakhir ini terjadi arus masuk asing ke SBN dan itu menjadi satu poin positif yang memang mendorong stabilitas nilai tukar," ungkapnya.

Rusia-Ukraina Tak Temui Kesepakatan, Rupiah Melemah Lagi Hari Ini

Atas dasar itu, lanjut dia, maka fokus arah kebijakan moneter BI akan tetap dipertahankan untuk stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek, sambil mendorong pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang melalui kebijakan-kebijakan makro prudensialnya.

"Ke depan seperti apa tentu kami akan pantau perkembangan kondisi baik di domestik maupun internasional dan khususnya akan memeprhitungkan dalam rumusan bauaran kebijakan kedepan yang intinya moneter tetap pro stability tapi kebijakan yang lain seperti makro prudential, pendalaman pasar keuangan, sistem pembayaran dan juga ekonomi keuangan syariah, itu yang pro growth. Bauran itu yang kita lakukan," tegas Perry.

Dia juga meyakini, ruang nilai tukar rupiah tetap terbuka lebar untuk terus menguat. Sebab, volatilitas nilai tukar rupiah terhadap dolar saat ini masih rendah dibandingkan negara-negara lain, yakni berada diangka 5,6 persen secara year to date.

"Cuma, karena masalah tekanan-tekanan eksternal ini yang kemudian nilai tukar rupiah masih mendapat tekanan. Tetapi, kami tegaskan secara relatif, depresiasinya dibanding negara lain relatif terkendali," ungkapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya