Penerimaan Bea Keluar Terbesar pada Semester I dari Freeport

Wilayah pertambangan terbuka Freeport di Timika, Papua.
Sumber :
  • ANTARA/Muhammad Adimaja

VIVA – Kementerian Keuangan mencatat bahwa penerimaan bea keluar hingga semester I 2018 mengalami peningkatan yang sangat pesat malampaui target yang telah ditetapkan, yakni mencapai Rp3,28 triliun atau 109,41 persen dari target APBN 2018.

Freeport Indonesia Setor Rp 3,35 Triliun Bagian Daerah dari Keuntungan Bersih 2023

Menurut Direktur Jendral Bea dan Cukai, Heru Pambudi, meningkatnya penerimaan bea keluar didominasi oleh produk-produk komoditas seperti tembaga, mineral dan batu bara atau minerba, serta produk turunan minyak mentah kelapa sawit.

"Itulah yang menyebabkan kita dapat bea keluar yang relatif lebih bagus," ujar Heru saat ditemui di kompleks Parlemen di Jakarta pada Kamis, 19 Juli 2018.

Pemerintah Bakal Tambah Saham di Freeport Indonesia Jadi 61 Persen, Begini Penjelasan Tony Wenas

Adapun yang memberikan kontribusi paling besar bagi penerimaan bea keluar, kata Heru, ialah produk tembaga dari PT Freeport Indonesia atau PTFI dan PT Amman Mineral Nusa Tenggara atau AMNT. Masing-masing sebesar Rp2,24 triliun dan Rp290 miliar.

"Tembaga kontributor terbesar, itu dikontribusi oleh Freeport dan Newmont--dua itu saja," katanya.

BUMN MIND ID dan Pelindo Dikabarkan Segera IPO

Jika dirincikan, dari total bea keluar yang Rp3,28 triliun, sebesar Rp2,53 triliun berasal dari tambang tembaga, yakni hasil ekspor Freeport dan Amman Mineral atau yang dulu bernama Newmont.

Untuk minerba lain yang sebesar Rp516 miliar berasal dari nikel Rp360 miliar dan bauksit Rp156 miliar. Untuk produk turunan minyak mentah kelapa sawit atau CPO sebesar Rp129 miliar, sedangkan kayu dan kulit sebesar Rp110 miliar.

"Jadi kalau ditotal kalau di atas itu tembaga, kemudian minerba lainnya ada bauksit, nikel, kemudian turunan CPO, satu lagi kulit, yang dominan tembaga," ujar Heru. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya