Praktis, Ini Bocoran Cara Baru Bayar Tol di Indonesia

Ruas Jalan Tol Ngawi-Kertosono Seksi Solo-Sragen
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dusep Malik

VIVA – PT Jasa Marga Tollroad Operator atau JMTO, anak usaha PT Jasa Marga Tbk mengaku terus mengembangkan cara pembayaran jalan tol yang praktis dan mendukung upaya pembayaran nontunai yang diluncurkan Bank Indonesia.

Erick Beberkan Alasan Stasiun Kereta Cepat Karawang Belum Beroperasi 

Direktur Utama JMTO, Aan Sanaf, mengatakan cara baru tersebut merupakan  pengembangan produk On Board Unit (OBU) yang saat ini sudah berlaku di beberapa titik pintu tol di wilayah Jabodetabek.

Menurut dia, cara baru kali adalah dengan memasang Radio Frequency Identification (RFID) di kendaraan dan terhubung dengan aplikasi JM Access yang sedang dikembangkan JMTO.

Jasa Marga soal Truk Jalan Sendiri di Jalan Tol Kalikangkung Semarang: Sopir Lupa Rem Tangan

"Transaksi akan lewat sini semua. Di mobil kita pasang RFID. Di sini ada nama alamat dan segala macam. Nomor ID, handphone, dan KTP," ujar Aan saat dihubungi VIVA.

Ia mengungkapkan, dengan cara baru ini nantinya para pengendara tidak perlu lagi membeli mesin OBU yang dipasang di depan kaca kendaraan. Melainkan cukup memasang stiker yang disediakan dengah harga lebih murah.

Viral Truk Jalan Sendiri di Jalan Tol Kalikangkung, Sopir Pontang-Panting Mengejar

"Nanti hanya dipasangkan stiker di kaca depan dan didaftarkan ke aplikasi yang kami sedang kembangkan. Paling harga stiker itu sekitar Rp50 ribuan dan tidak perlu lagi beli mesin OBU," tambah Aan.

Aan menuturkan, dengan alat ini setiap transaksi nantinya tercatat dalam aplikasi dan tentunya bisa langsung top up dengan e-wallet perbankan, sehingga lebih praktis dan tak harus miliki kartu e-money.

Saat ini, tambah dia, cara baru pembayaran tol ini masih menunggu izin dari Bank Indonesia. Dan untuk saldo setiap akun dalam aplikasi tersebut maksimal masih Rp1 juta.

"Ini juga bisa dikembangkan untuk perusahaan taksi, sehingga cukup satu akun tapi bisa dipasang stikernya ke setiap kendaraan, jadi bisa terdata transaksinya," ujarnya.

Adapun untuk uji cobanya, Aan mengakui akan dipasang di Jabodetabek, dan untuk parkir kendaraan di Bandara Soekarno-Hatta. Dan kebutuhan investasinya mencapai Rp200 miliar pada tahun pertama.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya