Menko Darmin Akui Sumbangan Terbesar Defisit Perdagangan dari Migas

Menteri Kordinator Perekonomian, Darmin Nasution
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Nova Wahyudi

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan defisit neraca perdagangan Indonesia penyumbang terbesarnya adalah defisit di sektor migas. Dia mengakui defisit perdagangan di sektor migas secara besar-besaran baru terjadi belakangan ini.  

Dukung Peningkatan Kapasitas Nasional Lewat Industri Hulu Migas, IDSurvey Siap Beri Dampak Positif

Dijelaskannya, secara total defisit neraca perdagangan Indonesia sebetulnya tidaklah besar yaitu hanya sebesar US $1,03 miliar. 

"Tetapi kalau dilihat migas saja berapa defisitnya?, itu US$5,4 miliar. Non migas surplus, tapi hanya US$4,4 miliar. Sehingga totalnya defisit US$1,03 miliar. Itu yang kita harus atasi," kata Darmin di kantornya, Minggu 22 Juli 2018.  

Sri Mulyani Targetkan Investasi Hulu Migas Rp 223,3 Triliun

Ia melanjutkan, beberapa hari yang lalu di dalam sidang kabinet telah diputuskan bahwa pemerintah akan meningkatkan pelaksanaan mandatori penggunaan bauran minyak sawit dalam bahan bakar solar (Biodiesel 20/B20). Jika B20 itu bisa betul terlaksana hingga 90 persen, maka dipastikan akan bisa menghemat devisa. 

"Kalau B20 bisa terlaksana 90 persen saja dari seharusnya, kita bisa menghemat devisa. kita akan mengurangi impor, menghemat devisa hampir US$5,5 miliar jadi bisa menutup defisit migas kita," ujarnya. 

BPS Ungkap Dampak Perang Rusia-Ukraina bagi Neraca Perdagangan RI

Hal ini, menurutnya bisa mendorong surplus neraca perdagangan Indonesia semakin baik karena sektor non migas pun telah mencatatkan surplus. 

"Tapi pasti perlu waktu beberapa bulan untuk melaksanakan itu. Karena untuk menyalurkan B20, selama ini kalau melalui SPBU sudah jalan, anda kalau beli bio diesel itu B20," katanya. 

Ke depan, sambung dia, baik itu kereta api, kapal, pembangkit listrik hingga alat berat akan menggunakan B20 sebagai bahan bakarnya. 

"Kalau itu kita bisa lakukan dalam beberapa bulan ini ya mungkin dalam satu atau dua bulan masih rendah, tapi kalau dalam enam bulan bisa penuh B20 maka kita bisa mengharapkan setelah itu kita bisa surplus," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya