Gelombang Laut Kini Bisa 6 Meter, Angkutan Laut Diminta Waspada

Ombak tinggi di kawasan wisata Pantai Glagah, Temon, Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

VIVA – Kementerian Perhubungan bersama Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan peringatan dini akan adanya potensi gelombang tinggi laut di perairan Indonesia. Pada 23-28 Juli 2018 diperkirakan akan terjadi gelombang dengan ketinggian 2,5 meter hingga 6 meter. 

Jokowi Resmikan Bandara Panua Pohuwato Gorontalo Senilai Rp437 Miliar

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, bahwa kecelakaan yang terjadi di laut itu bisa disebabkan oleh cuaca. Berbeda halnya dengan kecelekaan yang ada di darat. 

Selain itu, dia melanjutkan, kelayakan kapal dan pengelolaan pelabuhan merupakan hal yang utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan. 

BMKG Sebut Gelombang hingga 2,5 Meter Bakal Terjadi di Perairan Indonesia, Ini Lokasinya

"Banyak pelabuhan yang membuat kontrol tidak maksimal. Oleh karenanya Kemenhub memberikan standar dan syarat ketentuan yang berlaku di syahbandar," kata Budi Karya di Pisa Cafe Menteng, Jakarta, Minggu 22 Juli 2018. 

Ia mengatakan, faktor keamanan saat melaut saat ini belum dianggap masyarakat sebagai sebuah keharusan. Untuk itu, ditegaskan bahwa transportasi laut beda dengan transportasi darat. Sehingga, diharapkan nelayan dapat mematuhi instruksi yang disampaikan oleh pemerintah dan syahbandar. 

BMKG Sebut Erupsi Gunung Ruang di Sulut Berpotensi Tsunami: Ada Catatan Sejarahnya

"Kalau ada kecelakaan itu bisa karena air dan sebagainya beda dengan yang di darat," katanya. 

Di tempat yang sama, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, pihaknya sejak 17 Juli 2018 telah melakukan peringatan dini gelombang tinggi dan mencapai ekstrem atau ketinggian pada 19 Juli 2018.

"Di sini kami sampaikan isu utama tentang potensi gelombang tinggi. Tanggal 22 ini sampai 26 bahkan sampai 28 Juli. Ini masih akan terjadi gelombang tinggi, puncaknya tanggal 24-25 Juli bisa sampai 6 meter," kata Dwikorita. 

Tunda Melaut

Ia pun meminta masyarakat untuk menunda kegiatan penangkapan ikan secara tradisional hingga gelombang tinggi mereda. "Masyarakat dan kapal-kapal terutama perahu nelayan dan kapal ukuran kecil agar tidak memaksakan diri melaut serta tetap waspada dan siaga dalam melakukan aktivitas pelayaran," tuturnya.

Berikut Prakiraan tinggi gelombang laut di perairan Indonesia pada 23 - 28 Juli 2018 Berdasarkan data BMKG :

  1.  Tinggi Gelombang 1,25 - 2,5 m (Sangat Waspada) berpeluang terjadi di Laut Jawa bagian timur, Perairan timur Kotabaru, Selat Makassar bagian selatan, Laut Flores, Perairan Baubau - Kep.Wakatobi, Laut Banda, Perairan selatan P. Buru - P. Seram, Perairan Kepualaun Kei - Kepulauan Aru, Perairan Kep. Babar Kep.Tanimbar, Perairan barat Yos Sudarso, Laut Arafuru, Perairan Jayapura. 
  2. Tinggi Gelombang 2,5 - 4 meter (Berbahaya) berpeluang terjadi di Perairan Sabang, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat P.Simeulue hingga Kepulauan Mentawai, Perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga P. Sumbawa, Selat Bali - Selat Lombok -Selat Alas bagian selatan, Perairan selatan P. Sumba, Laut Sawu, Perairan selatan - P. Rote.
  3. Pada 24 - 25 Juli 2018 berpeluang terjadi peningkatan tinggi gelombang menjadi 4 - 6 meter (Sangat Berbahaya) di Perairan Sabang, Perairan utara dan barat Aceh, Perairan barat P.Simeulue hingga Kep.Mentawai, Perairan barat Bengkulu hingga Lampung, Samudra Hindia barat Sumatra, selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga P.Sumba, Selat Bali - Selat Lombok - Selat Alas bagian selatan, Samudra Hindia selatan Jawa hingga NTB. (ren)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya