Menkeu Sri Mulyani Ungkap Berapa Besar Dampak Krisis Turki ke RI

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

VIVA – Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan kondisi ekonomi Turki yang saat ini tengah bergejolak hebat, telah berdampak kepada Indonesia. Hal itu dikatakannya saat menanggapi pelemahan nilai tukar rupiah yang saat ini mencapai Rp14.600 per dolar AS.

Bank Sentral Turki Naikkan Suku Bunga hingga 50 Persen Kendalikan Meroketnya Inflasi

Sri Mulyani menjelaskan, krisis turunnya nilai tukar mata uang lira sehingga mampu memengaruhi kondisi ekonomi negara-negara lain disebabkan karena Turki merupakan bagian dari 20 negara ekonomi utama dunia, atau yang dikenal sebagai G-20, sehingga negara tersebut memengaruhi faktor psikologi pelaku pasar global.

"Sebagai negara G-20, tentu ini akan memberikan pengaruh terhadap keseluruhan global ekonomi. Karena size-nya walaupun masih di bawah US$1 triliun, namun dia posisi strategisnya sangat besar di sana, jadi kita harus tetap waspada," ujar dia di Jakarta, Senin 13 Agustus 2018.

Mata Uang Lira dan Indeks Saham di Turki Anjlok Setelah Gempa Besar

Meski begitu, dikatakannya pengaruh gejolak ekonomi Turki tersebut tidak akan signifikan terhadap Indonesia. Karena hanya distimulus oleh sentimen pasar terhadap negara-negara emerging, atau negara-negara berkembang yang memiliki kekuatan ekonomi setara.

"Semua orang selalu menganggap itu adalah gejolak yang terjadi di emerging market, nanti kita lihat sentimen itu. Tapi Indonesia kan memiliki hal positif yang dilihat selama minggu ini. Growth kita kuat, inflasi kita rendah, dan defisit APBN-nya diperkirakan lebih rendah. Itu semuanya berbeda sekali dengan situasi yang ada di Turki," tutur dia.

Andi Syafrani: LIRA Terus Konsisten Jadi Jembatan Rakyat-Pemerintah

Anjlok 45 Persen

Nilai tukar mata uang Turki, yakni lira, telah jatuh lebih dari 45 persen terhadap dolar sepanjang tahun ini. Sedangkan, pada Jumat lalu, nilai tukar lira mengalami kejatuhan harian terburuk sejak 2001, yakni mencapai 18 persen.

Adapun untuk Indonesia, nilai tukar rupiah terhadap dolar telah mencapai Rp14.600 per dolar AS. Pelemahan ini menjadi yang terdalam sepanjang tahun ini. Berdasarkan data perdagangan Reuters, Senin 13 Agustus 2018, rupiah diperdagangkan Rp14.610 per dolar AS.

Sementara itu, Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia mencatat, rupiah melemah pada hari ini dari Rp14.422 menjadi Rp14.583 per dolar AS.

Informasi di situs resmi perbankan, rupiah dijual Rp14.600 hingga Rp14.700 per dolar AS. Bank Rakyat Indonesia (BRI) misalnya, kurs jual Rp14.700 dan beli seharga Rp14.500 per dolar AS.

Kemudian, Bank Mandiri jual seharga Rp14.640 per dolar AS dan kurs beli Rp14.550. Lalu, di Bank Central Asia (BCA), dolar AS dijual Rp14.626 dengan kurs beli seharga Rp14.614 per dolar AS. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya