Potensi Penerimaan Bukan Pajak dari Blok Rokan Capai Rp11 Triliun
- reuters
VIVA – Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengungkapkan, dengan dikelolanya Blok Rokan oleh PT Pertamina, Penerimaan Negara Bukan Pajak pada 2019 bakal memperoleh tambahan sebesar US$784 juta atau setara Rp11,2 triliun.
Dia menjelaskan, dengan diserahkannya Blok Rokan oleh Pemerintah kepada Pertamina pada tahun ini, maka peningkatan pendapatan PNBP tersebut akan diperoleh dari pembayaran fee awal atau signature bonus dari Pertamina.
"Mengenai Blok Rokan, Pertamina potensi estimasi yang akan masuk melalui PNBP sekitar US$784 juta. Akan diterima di tahun 2019. Pembayaran fee awalnya, istilahnya signature bonus akan disetorkan Pertamina pada tahun ini dalam bentuk PNBP," ujar dia di Gedung Direktorat Jendral Pajak, Selasa 14 Agustus 2018.
Askolani juga memproyeksikan, ada potensi pendapatan negara untuk 20 tahun ke depan sebesar US$57 miliar atau Rp825 triliun.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PT Pertamina (Persero) resmi mengambil alih Blok Rokan dari PT Chevron Pacific Indonesia yang telah dikelola sejak 1971 dan akan berakhir kontraknya pada tahun 2021.
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar sebelumnya mengungkapkan, Pertamina akan mengelola Blok Rokan selama 20 tahun ke depan setelah kontrak Chevron habis pada 2021. Pendapatan negara 20 tahun ke depan dikatakannya bisa mencapai US$57 miliar atau Rp825 triliun.
Di lain pihak, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal, Thomas Lembong mengungkapkan, pengambilalihan Blok Rokan ini penting untuk menguatkan sentimen positif terhadap pasar. Dia pun sangat menyambut positif capaian tersebut.
"Terus terang kami ikut bangga atas kembalinya konsesi-konsesi Sumber Daya Alam besar seperti itu ke tangan nasional," ujarnya.
