Ternyata Impor Migas Jadi Biang Kerok Defisit Perdagangan

Kapal Tanker Penyuplai Elpiji Pertamina
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVA – Neraca perdagangan pada Juli 2018 tercatat masih mengalami defisit hingga mencapai US$2,03 miliar. Defisit tersebut berasal dari impor yang sebesar US$18,27 miliar, sedangkan ekspor mencapai US$16,24 miliar.

Prabowo Bertekad Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Energy Watch Bilang Begini

Dari total impor yang tercatat tersebut, Badan Pusat Statistik mengakui impor migas meningkat cukup tajam. Sementara, ekspor nonmigas pada Juli 2018 tetap tumbuh tinggi namun tidak sebesar impor migas.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi Keuangan DPR RI Hendrawan Supratikno mengatakan, untuk mengatasi defisit perdagangan sebaiknya pemerintah bisa meningkatkan produksi migas sendiri.

Petrus: Biodiesel Jadi Pengganti Bahan Bakar Fosil pada 2045

"Salah satunya program peningkatan penggunaan biodiesel dijalankan sesuai rencana," ujar Hendrawan dalam keterangannya, Kamis, 16 Agustus 2018.

Sedangkan dari sisi ekspor, ia menyarankan perlunya pemberian insentif untuk produk-produk dengan konten lokal yang besar.

Menko Airlangga Bantah Mendag Zulhas soal Program B35 Bikin MinyaKita Langka

"Hilirisasi industri juga harus dilakukan secara serius agar produk-produk ekspor bernilai tambah tinggi," jelasnya.

Direktur Eksekutif Departemen Statistik Bank Indonesia Yati Kurniati menilai, peningkatan defisit perdagangan migas dipengaruhi naiknya impor migas, seiring kenaikan harga minyak dan permintaan yang lebih tinggi.

Badan Pusat Statistik menyebutkan nilai ekspor Juli 2018 mencapai U$16,24 miliar atau tumbuh 25,19 persen dibandingkan Juni. Sedangkan dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya, ekspor tumbuh 19,33 persen.

Sementara untuk impor Juli 2018, mengalami peningkatan hingga 62,17 persen atau senilai US$18,27 miliar, dan merupakan peningkatan tertinggi sejak impor 2013. Di mana pada tahun itu impor Indonesia mencapai US$17,41 miliar.

Sebelumnya, Kepala Badan Pusat Statistik, Suhariyanto menyebutkan meski penyumbang defisit neraca perdagangan di Juli adalah impor migas maupun nonmigas, namun sesungguhnya, tingginya impor di sektor migaslah menjadi penyebab utama defisit neraca perdagangan yang mencapai US$3,09 miliar.

“Defisit Januari-Juli 2018 sebesar US$3,09 miliar disebabkan karena migas. Kita tahu harga migas memang sedang naik,” ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya