Jokowi-PM Korsel Bahas Strategi Bersama Hadapi Ketidakpastian Ekonomi
- VIVA.co.id/Fajar GM
VIVA – Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri Korea Selatan Lee Nak-Yon membahas strategi bersama yang bisa diambil kedua negara dalam menghadapi situasi tidak pasti dalam perekonomian global.
Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, kedua kepala negara sepakat bahwa kerja sama kuat kawasan diperlukan supaya negara-negara yang tergabung memiliki ketahanan ekonomi yang kuat.
"Bagi Korea Selatan dan Indonesia, menjadi lebih penting lagi untuk menguatkan kerja sama. Tidak saja dalam konteks bilateral, tapi juga integrasi ekonomi kawasan," ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, 20 Agustus 2018.
Adapun, salah satu faktor pemicu kondisi ekonomi global semakin dipenuhi ketidakpastian adalah perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China. Hal ini terjadi akibat kebijakan Presiden AS Donald Trump menerapkan kebijakan tarif impor.
Retno menyampaikan, kedua kepala negara menginginkan negosiasi pembentukan RCEP atau Regional Comprehensive Economic Partnership. Kerja sama itu antara 10 negara ASEAN ditambah China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru, bisa segera selesai.
"Kalau selesai, pesan kuat akan keluar, bahwa integrasi ekonomi Asia berjalan baik," ujar Retno.
Retno menyampaikan bahwa negosiasi teknis saat ini masih dijalin oleh keenam belas negara sebelum RCEP bisa terbentuk.
"Kami berharap pada akhir tahun ini negosiasi sudah selesai," ujar Retno. (ase)