Utang Luar Negeri RI Capai Rp5.101 Triliun Hingga Kuartal II

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • REUTERS/Darren Whiteside/Files

VIVA – Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri Indonesia pada kuartal II 2018, tumbuh melambat sebesar 5,5 persen secara tahunan dibandingkan pertumbuhan akhir kuartal I 2018, yang sebesar 8,9 persen. Perlambatan ini terjadi, baik pada ULN sektor pemerintah maupun ULN sektor swasta.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Secara nominal, ULN akhir kuartal II 2018, tercatat sebesar US$355,7 miliar atau Rp5.101 triliun (kurs Rp14.341 per dolar AS). Sedangkan ULN akhir kuartal I 2018, sebesar US$358,7 miliar. Utang tersebut terdiri dari utang pemerintah dan bank sentral sebesar US$179,7 miliar, serta utang swasta sebesar US$176,0 miliar. 

BI juga menyebutkan, meski begitu, untuk ULN pemerintah sendiri, pada akhir kuartal II 2018, tumbuh 6,1 persen (yoy), melambat dibandingkan kuartal I 2018, sebesar 11,6 persen (yoy) menjadi sebesar US$176,5 miliar. Yang terbagi dari Surat Utang Negara (SUN) dan SBSN/Sukuk Negara milik non-residen sebesar US$122,3 miliar dan pinjaman dari kreditur asing sebesar US$54,2 miliar.

Utang Luar Negeri RI Naik 2,7 Persen, Ini Sederet Pemicunya

"Menguatnya dolar AS dan ketegangan perdagangan antara AS dan Tiongkok turut memengaruhi fluktuasi di pasar SBN domestik. Namun, pengelolaan fiskal oleh Pemerintah mampu meredam tekanan global tersebut. Di samping itu, pemerintah menargetkan pemenuhan pembiayaan APBN lebih banyak bersumber dari pasar domestik," tulis laporan BI.

Adapun untuk ULN swasta tumbuh melambat, terutama pada ULN sektor industri pengolahan dan sektor pengadaan listrik, gas, dan uap/air panas (LGA). Pertumbuhan ULN sektor industri pengolahan dan sektor LGA pada kuartal II 2018, masing-masing tercatat sebesar 1,1 persen (yoy) dan 16,1 persen (yoy). Lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan sebelumnya. 

Utang Luar Negeri RI Naik Lagi, Tembus Rp 6.237 triliun

Sementara itu, pertumbuhan ULN sektor pertambangan dan sektor keuangan meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. Pangsa ULN keempat sektor tersebut terhadap total ULN swasta mencapai 72,2 persen, relatif sama dengan pangsa pada triwulan sebelumnya.

Berdasarkan hal itu, BI menilai, struktur ULN total pada kuartal II 2018, tetap terkendali dalam level yang sehat. Hal ini tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir kuartal II 2018, yang stabil di kisaran 34 persen. Rasio tersebut dikatakan masih lebih baik dibandingkan dengan rata-rata negara peers. 

Berdasarkan jangka waktu, struktur ULN Indonesia pada akhir kuartal II 2018 tetap didominasi ULN berjangka panjang yang memiliki pangsa 86,6 persen dari total ULN. 

"Bank Indonesia berkoordinasi dengan pemerintah, terus memantau perkembangan ULN dari waktu ke waktu untuk mengoptimalkan peran ULN dalam mendukung pembiayaan pembangunan, tanpa menimbulkan risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," ungkap BI.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya