Menkeu Klaim Implementasi B20 Hemat Devisa Impor US$2,3 Miliar

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Implementasi kebijakan mandatori B20 atau campuran minyak kelapa sawit 20 persen ke bahan bakar solar diyakini menghemat devisa impor BBM cukup besar. Kebijakan ini diharapkan memperbaiki neraca transaksi berjalan RI.

Prabowo Bertekad Kembangkan Energi Baru Terbarukan, Energy Watch Bilang Begini

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjabarkan, implementasi kebijakan yang akan efektif berlaku per 1 september 2018 itu bisa menghemat devisa di kisaran US$2-2,3 miliar pada 2018 saja.

"Dan nanti akan bisa mendukung penghematan devisa impor dari BBM sebesar 2-2,3 billion US Dollar untuk 2018 saja," kata Sri Mulyani di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Jumat 24 Agustus 2018.

Neraca Perdagangan Januari Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi RI

Ia melanjutkan, pihaknya akan terus berkoordinasi dengan Kementerian terkait dan Bank Indonesia untuk menjaga external account balance. "Agar external account balance atau eksternal balance kita menjadi jauh lebih kuat," ujarnya.

Untuk menekan besarnya aliran impor, pemerintah juga akan mengkaji proyek infrastruktur secara lebih detail khususnya untuk proyek strategis nasional (PSN).

Ditanya Peluang Jadi Menkeu Lagi, Begini Jawaban Chatib Basri

"Proyek-proyek infrastruktur pemerintah terutama PSN untuk mereka yang belum mencapai financial closing akan dilakukan review secara sangat detail oleh Menko Perekonomian bersama kami terutama yang selama ini mendapatkan dukungan dari Kementerian Keuangan," ujarnya.

Selain itu, lanjut dia, Pemerintah juga akan memastikan agar kebijakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang sudah disetujui investor akan dilaksanakan secara konsisten.

"Sehingga dia juga bisa mengurangi kebutuhan barang impor," ujarnya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya