Melemah Rp14.700 per Dolar AS, Darmin Sebut Rupiah Masih Fluktuatif
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution menegaskan, pelemahan nilai tukar rupiah yang terjadi hingga tembus Rp14.700 per dolar AS masih didominasi oleh faktor eksternal. Kondisi itu memengaruhi sentimen pasar terhadap negara-negara berkembang, seperti Indonesia.
Dikatakannya, hal itu menyebabkan fluktuasi nilai tukar rupiah masih akan berlanjut, baik berpotensi menguat maupun mengalami pelemahan kembali.
"Sama, tidak ada tekanan internal, masalahnya masih di tekanan eksternal. Artinya gini, ini bisa saja, memang (dolar) naik, nanti turun lagi sedikit," ucap Darmin saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat 31 Agustus 2018.
Faktor eksternal yang memicu fluktuasi rupiah tersebut, kata Darmin, saat ini lebih dipengaruhi oleh gejolak perekonomian yang terjadi di Argentina. Di mana arus modal yang keluar (outflow) dari negara tersebut sangat besar, meski sudah menerima dana bantuan dari International Monetary Fund sebesar US$50 miliar.
"Gerakan capital outflow masih besar (di Argentina), makanya dia menaikkan tingkat bunganya enggak tanggung-tanggung sampai 60 persen. Jadi itu sudah tingkat yang luar biasa, sehingga biasanya kalau sudah begitu jiper dia (pelaku pasar) bahwa, wah ini enggak beres ini," ungkapnya.
Akibat hal itu, lanjut dia, maka negara-negara yang memiliki masalah dalam neraca pembayarannya atau defisit, seperti halnya Indonesia, meski tidak dalam level yang buruk, akan terdampak persepsi negatif pelaku pasar tersebut. Kondisi itu bukanlah suatu hal yang dapat dihindari.
Meski begitu, dia menegaskan, pemerintah akan terus memperbaiki neraca perekonomian Indonesia, baik neraca perdagangan, pembayaran, maupun neraca transaksi berjalan, agar tidak terus mengalami pelebaran defisit. Salah satunya dengan membatasi impor, dan mendorong sektor pariwisata supaya bisa maksimal menghasilkan devisa bagi negara.