Kemenperin: Nilai E-Commerce RI Capai US$130 Miliar pada 2020

Ilustrasi keranjang belanja di e-commerce.
Sumber :
  • acf.ua

VIVA – Kementerian Perindustrian menargetkan nilai e-commerce Indonesia bisa mencapai sebesar US$130 miliar pada tahun 2020 mendatang.

Huawei Band 9: Layar Mirip Smartwatch, Harga Cuma Setengah Juta

Guna merealisasikan target tersebut, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian, Gati Wibawaningsih mengaku, pihaknya telah berkoordinasi dengan para pelaku e-commerce di Tanah Air dalam mengupayakannya.

"Melalui industri e-commerce ini, jelas bahwa belanja online menjadi faktor utama yang akan mendorong perekonomian berbasis digital menuju ke target tersebut," ujar Gati saat ditemui di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 4 September 2018.

Jembatani Kesenjangan Akses E-Commerce Daerah Non-Urban, Clubb Kyta Gandeng Mahasiswa

Oleh karenanya, Gati berharap agar strategi apapun yang dijalankan oleh para pengusaha e-commerce dalam menjangkau pasar, bisa ikut mendorong industri ini agar lebih maju demi pencapaian target tersebut.

"Maka kami harap Festival 9.9 Super Shopping Day semacam ini juga dapat berkontribusi pada upaya pemerintah dalam mencapai target itu," ujarnya.

Lebaran Pengeluaran Membengkak? Ini 7 Tips Menyiasatinya Biar Lebih Hemat

Gati memastikan, sebenarnya target total nilai e-commerce Indonesia sebesar US$130 miliar pada 2020 itu bukanlah mustahil dicapai. Hal itu dapat dilihat dari tingginya animo masyarakat, terhadap platform belanja online saat ini.

Apalagi, tren belanja online dan penggunaan transaksi berbasis digital itu pun terus meningkat setiap tahunnya, akibat dari berbagai macam strategi bisnis yang dijalani para pengusaha e-commerce. Sehingga, hal itu semakin memberikan kemudahan dan nilai lebih bagi masyarakat, terutama kepada para pengguna layanannya.

"Dalam hal ini, keterkaitan dan konektivitas tentunya memegang peranan penting agar Indonesia bisa menuju era industri 4.0. Sebab, dengan semakin tingginya jumlah pengguna internet dan smartphone, hal itu tentunya juga turut berpengaruh pada potensi revolusi industri digital itu sendiri," ujarnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya