Pengembang Ingatkan Perbankan Risiko Kredit Macet DP 0 Persen

Pengunjung mengamati miniatur perumahan saat Pameran Rumah Rakyat.
Sumber :
  • ANTARA/Budi Candra Setya

VIVA – Kebijakan uang muka atau down payment (DP) 0 persen di tengah situasi ekonomi dan tingkat suku bunga yang tinggi saat ini, dinilai bisa menimbulkan risiko besarnya kredit macet. Hal ini, lantaran kebijakan suku bunga kredit perbankan diprediksi naik merespons kebijakan suku bunga Bank Indonesia.

Ekspansi Bisnis di Parepare, BTN Targetkan Salurkan KPR Baru Rp48 M

Wakil Ketua Bidang Riset dan Luar Negeri DPD REI DKI Jakarta, Chandra Rambey, mengatakan, untuk pembeli rumah pertama memang akan tetap berupaya mempertahankan rumahnya, agar tidak ditarik perbankan karena tak sanggup bayar cicilan. Namun, berbeda halnya dengan pembeli rumah kedua yang merelakan rumahnya ditarik karena cicilan yang begitu tinggi.

"Jadi, gelinding ekonominya kan gitu. yang akhirnya kena perbankan, kredit macet, karena kita enggak mau bayar. Kalau enggak selektif dalam konteks DP 0 persen itu agak bahaya," ujar Chandra di Jakarta, Selasa 4 September 2018.

BTN Targetkan Kredit pada 2022 Tumbuh hingga 11 Persen

Untuk itu, ia menekankan, pemerintah, perbankan, dan Bank Indonesia harus berhati-hati dengan kebijakan DP nol persen tersebut. Secara pribadi, dia mengatakan, mendukung kebijakan DP 0 persen tersebut. Namun, dengan kondisi rupiah melemah saat ini harus tetap berhati-hati.

"Kalau rumah kedua (enggak sanggup nyicil), ya sudah tarik ajalah. Sekarang begini, dulu kita nyicil misalnya cuma Rp2,5 juta, dengan interest rate naik kita nyicil Rp3,5 juga. Karena kebutuhan hidup makin tinggi, enggak mampu nih, ya sudah lepas aja,” tuturnya.

Expoversary Online 2022, BCA Tawarkan Bunga KPR 2,65 persen

Dengan kebijakan tanpa DP, ia menekankan, masyarakat akan semakin mudah melepas rumahnya untuk ditarik oleh perbankan. Selanjutnya, perbankan yang akan sulit untuk bisa menjual kembali rumah tersebut.

"Kan, enggak pakai DP, kalau dua tahun kali Rp3,5 juta, cicilan paling berapa kan, paling Rp50 juta rugi, ya sudah lepas daripada ganggu cashflow kan itu yang bahaya. Kalau bank terlalu jorjoran untuk itu (DP 0 persen), ekonomi bisa bermasalah," tuturnya.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja.

BCA Jor-joran Kasih Bunga KPR dan KKB hingga 2,65 Persen

Bos BCA Jahja Setiaatmadja menegaskan, dari segi likuiditas dan pendanaan, perbankan Indonesia cukup kuat saat ini. Sehingga Bisa mematok bunga KPR dan KKB rendah.

img_title
VIVA.co.id
10 Maret 2022