Pertamina Mulai Kelola Blok SES, Ini Sisa Cadangannya

Sejumlah lapangan lepas pantai di WK SES.
Sumber :
  • Dok. Pertamina

VIVA – PT Pertamina resmi mengelola blok migas Southeast Sumatra (SES) yang berlokasi di pulau Pabelokan, Kabupaten Kepulauan Seribu per hari ini, Kamis 6 September 2018.

Bakrie Group and Pertamina Develop Research Infrastructure at IKN

Perusahaan asal China yang menjadi Operator blok migas SES sebelumnya, CNOOC SES Ltd, memutuskan untuk tidak lagi menjadi pengelola wilayah kerja migas tersebut.

Blok yang berlokasi sejauh 90 km dari pantai utara Ibu Kota itu diketahui usianya telah mencapai 50 tahun dan telah berkali-kali berganti operator. Lantas berapa cadangan tersisa yang akan digarap Pertamina selama 20 tahun ke depan?

Pertamina Bentuk Satgas, Pastikan Kebutuhan Energi saat Idul Fitri Aman di Aceh

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengungkapkan, cadangan minyak di blok tersebut tercatat sebesar 57 juta barel sedangkan cadangan gas di blok tersebut sebesar 151 miliar kaki kubik atau Billion Cubic Feet (BCF).

"Jadi, cukup besar hanya saja perlu saya sampaikan bahwa ini sudah tersebar ke dalam pool yang kecil-kecil," kata Dharmawan di Pulau Pabelokan, Kabupaten Kepulauan Seribu Jakarta, Kamis 6 September 2018.

Pertamina Jamin Produksi dan Pasokan Energi Periode Mudik Lebaran Aman, Begini Strateginya

Untuk itu, dia mengakui butuh kemampuan khusus dari tim untuk bisa mengelola secara optimal dan mengambil sumber daya yang ada di blok SES itu karena usia blok migas yang sudah bisa dibilang tua itu.

"Jadi nanti dibutuhkan kejelian dari tim untuk bisa mengintegrasikan semua ini bagaimana caranya supaya bisa disinergikan dan diintegrasikan dan programnya dilakukan secara ekonomis," katanya.

Tantangan Besar

Diakui Dharmawan, tantangan pengembangan lapangan migas tua termasuk cukup besar. Namun pihaknya optimistis bisa optimal mengelola blok tersebut dengan keuletan dan kerja sama tim.

"Jadi ini tantangan buat lapangan yang cukup tua usianya dan itu adalah hal yang umum terjadi. Kuncinya adalah keuletan untuk bisa memetakan bagaimana potensi ini bisa dikembangkan," ujarnya.

Perlu diketahui, blok Southeast Sumatra ini merupakan salah satu pionir dalam kontrak bagi hasil migas di lepas pantai di Indonesia dan salah satu penghasil minyak dan gas bumi terbesar di Indonesia.

Kontrak bagi hasil blok SES ditandatangani pertama kali pada 6 September 1968 atau kini telah berusia 50 tahun. Selama beroperasi, WK SES disebut pernah mengalami masa puncak produksi pada Juli 1991 dengan produksi harian sebesar 244.340 barel per hari (bph).

Namun hingga Agustus 2018, tercatat produksi minyak dan gas bumi di WK SES adalah sebesar 31.120 bph dan gas sebesar 137,5 juta standard kaki kubik per hari (mmscfd).

"Dengan masuknya sejumlah alih kelola WK migas ke PHE termasuk WK SES ini dibantu dengan dukungan dari para stakeholder kami mencita-citakan produksi migas PHE secara keseluruhan dapat menembus lebih dari 200 ribu barel equivalent per hari pada 2018 ini," kata Dharmawan. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya