Rupiah Melemah, Buah-buahan Ini Mulai Langka

Ilustrasi pedagang buah impor.
Sumber :
  • Dwi Royanto/VIVA.co.id

VIVA – Imbas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, mulai dirasakan sejumlah pedagang buah impor di Kota Semarang, Jawa Tengah. Para pedagang mengeluhkan kelangkaan ketersediaan buah impor di pasaran.

Rupiah Ambruk Pagi ini ke Rp 15.841 per Dolar AS

Elti, salah satu pedagang buah impor di Jalan Gang Warung Pecinan Semarang, mengaku omzetnya kian menurun, lantaran stok buah impor yang makin mengikis. Ia sangat yakin, kelangkaan itu lantaran menguatnya nilai dolar terhadap rupiah.

"Omzet penjualannya sudah terasa turun, meski belum terlalu drastis. Stok buahnya sekarang mulai berkurang, " kata Elti kepada VIVA, Kamis 6 September 2018.

Bank Indonesia Proyeksi Dolar AS Bakal Anjlok di Semester II-2024

Sejumlah buah impor yang stoknya mulai berkurang, kata Elti, mulai dari jeruk Sunkist, Lemon, Kiwi, Pir, Jeruk, anggur hingga apel. Biasanya, ia mendapatkan, dagangan itu dari para importir asal Jakarta, Surabaya dan Yogyakarta. Buah-buahan itu diimpor langsung dari Amerika Serikat. 

Berkurangnya stok buah impor secara mengejutkan berdampak pada meroketnya harga yang tidak terlalu normal. Seperti halnya buah anggur impor yang naik hingga 40 persen dari semula rata-rata Rp85 ribu per kilogram menjadi Rp170 ribu per kilogram.

Rupiah Menguat Pagi Ini, tapi Berpotensi Balik Melemah

Lalu, harga jeruk Sunkist yang biasanya Rp25 ribu per kilogram menjadi Rp40 ribu. Buah lemon yang biasanya dijual seharga Rp25 ribu, kini naik menjadi Rp70 ribu per kilogram.

"Kenaikan sudah sejak dua pekan terakhir. Kami sangat khawatir, jika kondisi ini tidak segera stabil," ucapnya. 

Kenaikan harga itu pun berimbas pada penurunan permintaan buah impor yang biasanya banyak datang dari pelaku bisnis perhotelan. Belum lagi, pedagang buah impor di pasar tradisional kini kalah saing dengan kemunculan toko-toko modern yang banyak menebar potongan harga. 

"Kalau dihitung-hitung, penjualan saya anjlok hingga 50 persen lebih. Maka, kita berharap ekonomi bisa stabil," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya