Fadli Zon Nilai Menukar Dolar Tak Signifikan Kuatkan Rupiah

Wakil Ketua Umum Gerindra, Fadli Zon.
Sumber :
  • Anwar Sadat

VIVA - Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menilai, menukar dolar untuk menguatkan rupiah tak akan berpengaruh signifikan terhadap inflasi. Sebab, yang berpengaruh signifikan belanja pemerintah terhadap infrastruktur dan impor.

Rupiah Ambruk Pagi ini ke Rp 15.841 per Dolar AS

"Kurang signifikan. Yang signifikan belanja pemerintah yang besar-besaran di infrastruktur, impor dan segalanya," kata Fadli di Gedung DPR, Jakarta, Kamis 6 September 2018.

Ia menegaskan, dalam situasi seperti ini pemerintah harus membatasi impor. Tapi saat ini pemerintah malah tak hemat dan melakukan impor secara besar-besaran.

Bank Indonesia Proyeksi Dolar AS Bakal Anjlok di Semester II-2024

"Berdasarkan informasi yang saya terima beras itu sebenarnya cukup dan saya tanya ke Bulog cukup kok. Kenapa harus impor, jelas kan merugikan petani. Impor gula juga kan ini yang besar-besaran. Saya kira ini menguras devisa kita," kata Fadli.

Menurutnya, impor beras dan gula merugikan petani dan swasembada pangan. Padahal, pembatasan impor kedua hal tersebut yang signifikan terhadap persoalan inflasi.

Rupiah Menguat Pagi Ini, tapi Berpotensi Balik Melemah

Ia menilai, juga harus ada pembatasan penggunaan barang impor untuk pembangunan infrastruktur. Ia yakin pasti pemerintah sudah tahu apa yang harus dilakukan, tapi malah tak mereka lakukan.

"Pembatasan barang-barang impor yang dipakai kegiatan infrastruktur yang jor-joran itu kan juga harusnya dikalkulasi sejak awal," kata Fadli.

Ia menegaskan, persoalan infrastruktur ini bahkan sudah dikritisi sejak awal dengan komisi terkait. Ia mengatakan tak anti infrastruktur, tapi kalkulasinya harus jelas.

"Jadi pelemahan kurs ini bisa diantisipasi dari awal. Pemerintahan Donald Trump memang ingin menaikkan suku bunga The Fed, tapi faktor internal juga yang lebih besar yang menentukan. Terutama dari sisi kurangnya kita bisa membawa investor masuk dalam satu investasi jangka panjang dan kurangnya kita bisa mengekspor apa yang jadi keunggulan kita dan menghasilkan devisa." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya