- ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
VIVA – Pemerintah semakin memantapkan keputusan untuk melakukan penundaan pembangunan sejumlah Proyek Strategis Nasional atau PSN. Langkah tersebut dilakukan untuk mengurangi impor demi menjaga defisit transaksi berjalan yang diprediksi cukup besar pada tahun ini.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pemerintah saat ini tengah menyisir PSN mana yang akan ditunda terlebih dahulu. Ada dua faktor yang menjadi acuan sebuah proyek PSN harus ditunda.
Yaitu, proyek yang masih dalam tahap persiapan atau belum masuk pada tahap financial closing?. Kemudian, yang kedua sebagaimana besar tingkat prioritas (urgensi) kepentingan kebutuhannya saat ini.
"Sehingga kalau urgent ya tetap jalan. Tapi, kalau misalnya pembangkit listrik di Jawa, cadangannya sudah banyak. Enggak perlu buru-buru, tapi tetep harus dilihat sampai kapan ditundanya, supaya jangan nanti pada saatnya kalang kabut lagi cari investor," ucap Darmin di kantornya, Kamis petang, 6 September 2018.
Sementara itu, ditemui di tempat yang sama, Direktur Perencanaan Korporat PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Syofvi Roekman memastikan, terkait proyek infrastruktur PLN yang tergolong Energi Baru Terbarukan atau EBT, tidak akan ditunda.
Sedangkan, proyek yang kemungkinan akan ditunda yakni, seperti Pembangkit Listrik Tenaga Uap dan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel.
"Tadi Pak Jonan (Menteri ESDM) sudah bilang, EBT tidak boleh mundur loh. Kira-kira gitu. Jadi sekarang saya masih simulasikan dulu. Jadi pokoknya yang tidak boleh bergerak itu EBT. Jadi yang kemungkinan tergeser itu PLTU dan PLTD," jelasnya.
Meski begitu, Syofvi menambahkan, rencana penundaan PSN tenaga kelistrikan tersebut masih dalam tahap pengkajian dan simulasi. Pemerintah bersama PLN juga akan menentukan PSN kelistrikan di daerah mana saja yang akan ditunda pembangunannya.
"Pokoknya sekian buah (Proyek), enggak. saya harus berhitung lagi demand. Demand di Sulawesi itu beda dengan demand Sumatera. jadi ya kemungkinan di Sulawesi itu enggak terlalu banyak. Kalau kamu lihat banyaknya itu dari lokasi ya," ujar dia. (ren)
