Banyak Masyarakat Tukar Dolar, Rupiah Semakin Menguat

Mata uang Indonesia, Rupiah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Zabur Karuru

VIVA – Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo mengungkapkan, menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar yang terjadi hari ini, tidak terlepas dari jasa para pengusaha ataupun masyarakat yang menukarkan dolarnya ke rupiah.

Gubernur BI Proyeksikan Rupiah Baru Balik ke Rp 15.000-an pada Kuartal IV-2024

Seperti diketahui rupiah menguat terhadap dolar AS beberapa hari ini. Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia nilai tukar dolar AS hari ini Rp14.884. 

Menurut Perry, dengan adanya upaya tersebut, membuat suplai valuta asing, khususnya dolar di pasar semakin bertambah, sehingga mekanisme di pasar turut ikut bekerja mengikuti dan membuat mata uang rupiah akhirnya menguat.

Rupiah Mulai Perkasa Seiring Meredanya Konflik Israel-Iran

"Dalam dua hari ini supply demand bekerja, mekanisme pasarnya bekerja, sehingga perkembangan nilai tukarnya, yang terjadi ini karena semakin bertambahnya suplai," kata Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat 7 September 2018.

Meski begitu, Perry mengatakan, penguatan tersebut juga tidak terlepas dari kebijakan pemerintah untuk mengendalikan impor, demi menekan defisit transaksi berjalan atau current account deficit (CAD), melalui perluasan implementasi program B20 maupun menaikkan tarif pajak penghasilan (PPh) 22 impor.

Rupiah Melemah, OJK Kasih Tips Emak-emak Kelola Keuangan

"Dan, tentu saja beberapa langkah terkait dengan pariwisata sudah dilakukan, dan saya meyakini bahwa CAD akan turun, tidak hanya tahun ini, tapi juga tahun depan akan turun secara signifikan. Karena itu, akan dukung stabilitas nilai tukar ke depannya," ucapnya.

Adanya tekanan terhadap nilai tukar beberapa hari ke belakang, menurut Perry tidak terlepas dari dinamika gejolak perekonomian global, yang disebabkan mulai dari ketegangan perdagangan antara AS-China, gejolak perekonomian dan politik di Turki, maupun ketidakpastian soal Brexit.

Hal itu, menurutnya, menimbulkan ketidakpastian di pasar global, sehingga investor di pasar global, yang sebelumnya sudah masuk ke Indonesia, kemudian berbalik arah kembali untuk menanamkan modalnya di negara yang dianggap aman dari sisi ekonomi seperti AS. Sehingga, nilai tukar rupiah menghadapi tekanan pada hari Kamis, Jumat dan Senin.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya