Bappenas Dorong Industri Kreatif Jadi 'Bumper' Ekonomi RI

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Bambang Brojonegoro
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Audy Alwi

VIVA – Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memiliki keyakinan kalau industri kreatif Indonesia memiliki potensi yang sangat besar. Indonesia bahkan diyakininya mampu mengalahkan negara lain di sektor industri kreatif.

Dongkrak Industri Kreatif, Sandiaga Uno Dorong Sinergi Pemerintah dan Pelaku Usaha

"Kalau saya melihat secara kasar, di awal-awal ini, Saya kok punya keyakinan, sebenarnya kita di industri kreatif itu akan bisa menjadi pemain besar," kata Bambang di acara Lead Indonesia yang digelar di JS Luwansa, Jakarta, Jumat 14 September 2018.

Menurutnya, langkah lanjutan yang penting dilakukan adalah bagaimana Indonesia bisa benar-benar serius mengembangkan industri kreatif. Kata Bambang, bakat atau talent itu ada di Indonesia, sehingga yang diperlukan adalah bagaimana mengemas itu menjadi kegiatan ekonomi yang lebih serius.

Bappenas Bantah Rumor Peleburan KPK dengan Ombudsman

"Jadi ini awal. Jangan sampai nanti kita malah sibuk menjadi penggemar dari K-Pop padahal kita sendiri sebenarnya punya kemampuan di film atau di musik yang sebenarnya tidak kalah," ujarnya.

Ia mencontohkan, grup vokal asal Korea Selatan yang ikut meramaikan penutupaan Asian Games, Super Junior dan sangat digandrungi warga Indonesia sendiri. Padahal 'produk' musik hingga film di Indonesia tidak kalah saing.

Kebutuhan Green Job 2030 Diproyeksikan Capai 4,4 Juta, Prakerja Siapkan Pelatihan Green Skills

"Inilah yang menyebabkan human capital Index kita itu masih rendah. Kita lihat misalkan di 2017, human capital Index kita ya jauh dibanding negara Amerika tapi diantara Asean pun kita masih di bawah Brunei Darussalam dan Filipina," katanya.

Untuk itu, Ia menegaskan, industri yang berbasis sumber daya manusia, manufaktur hingga sosial enterpreneur akan menciptakan kemampuan ekonomi yang lebih sustainable. Sehingga diharapkan sektor industri dan jasa yang punya nilai tambah tinggi dan stabil itu bisa jadi bumper ekonomi bukan hanya mengandalkan Sumber Daya Alam.

"Itu seharusnya jadi bumper ekonomi kita jangan batu bara yang jadi bumper. Kalau batu bara, sawit atau minyak naik harganya. Anggap aja itu bonus. Tapi yang jadi basis kita atau baseline nya itu adalah industri dan jasa yang punya nilai tambah tinggi," tuturnya. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya