BI Perkirakan Tekanan Rupiah Akan Berlanjut Hingga 2020 

Logo Bank Indonesia.
Sumber :
  • VivaNews/ Nur Farida

VIVA – Bank Indonesia memproyeksikan, gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, masih akan berlangsung hingga 2020. Hal itu, karena rencana kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat atau The Federal Reserve/The Fed akan masih terjadi hingga 2020.

Hasil Uji Ketahanan OJK: Perbankan Masih Bisa Mitigasi Pelemahan Rupiah

Direktur Eksekutif Departemen Internasional BI, Doddy Zulverdi, memperkirakan, 2020 merupakan tahun di mana The Fed akan selesai melakukan normalisasi kebijakan moneternya dengan menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate-nya. Sehingga, gejolak mata uang akan mereda.

"Melihat kenaikan suku bunga ke depan, Amerika terutama, kemungkinan tekanan dari kenaikan suku bunga berikutnya masih ada. Karena, kalau kita lihat dari The Fed masih ada rencana naikkan suku bunga sampai dengan 2020. Berarti, kalau kita lihat kan kenaikan sudah semakin lambat," ungkap dia di Jakarta, Rabu 19 September 2018.

Rupiah Amblas ke Rp 16.270 per Dolar AS Pagi Ini

Dengan demikian, menurut dia, pada tahun tersebut kebijakan The Fed terhadap suku bunga acuannya tidak akan lagi seagresif sebagaimana yang terjadi di tahun ini. Dengan kenaikan yang lebih terukur tersebut, maka tekanan terhadap pasar keuangan bisa berkurang karena lebih dapat diprediksi pelaku pasar.

"Jadi, sumber tekanan dari The Fed, harusnya dengan pemahaman tadi walau masih ada, tetapi tak akan seberat, apalagi dengan komunikasi transparan dan bisa diprediksi, pasar keuangan bisa mengantisipasi. Jadinya, nanti gejolak di pasar keuangan bisa tidak seperti di awal tahun," paparnya.

Erick Imbau BUMN Beli Dolar AS Besar-besaran, Menko Perekonomian hingga Wamenkeu Bilang Gini 

Untuk itu, dia menegaskan, hingga tahun tersebut, Bank Indonesia bersama-sama pemerintah akan terus melakukan perbaikan terhadap fundamental perekonomian Indonesia. Terutama, perbaikan terhadap defisit transaksi berjalan supaya permintaan terhadap dolar mampu ditekan berbagai kebijakan pengendalian impor.

"Karena, tekanan masih ada sampai 2020, kita harus perbaiki dengan transaksi berjalan tadi, karena risiko tetap ada selama kita masih dalam posisi net demand dolar, makanya harus kita kurangi," tutur dia. (asp)

Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia

Bank Indonesia Naikkan BI Rate Jadi 6,25 Persen Demi Stabilkan Rupiah

Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin (bps). Sehingga, suku bunga BI naik menjadi 6,25 persen.

img_title
VIVA.co.id
24 April 2024