Polemik Gudang Bulog Penuh Beras Impor, Menko Darmin: Tak Usah Gaduh 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution.
Sumber :
  • Chandra Gian Asmara/VIVA.co.id

VIVA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengaku bingung mengapa penuhnya Gudang Perum Badan Urusan Logistik atau Bulog menjadi ramai diperbincangkan. Bahkan, sampai menimbulkan saling silat lidah antara Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso dengan Menteri Perdagangan, Enggartiasto Lukita.

Harga Eceran Tertinggi Beras Medium Dinaikkan Meski Panen Raya, Ini Rinciannya Per Wilayah

Menurut Darmin, penuhnya gudang Bulog saat ini, memang karena sudah masuknya impor beras, demi memenuhi kebutuhan permintaan beras domestik yang setiap bulannya mencapai 2,4 juta ton.

Sedangkan cadangan beras Bulog, sebelum masuknya impor tersebut diperkirakannya hanya sebesar 800 ribu ton, sehingga berpotensi tidak bisa memenuhi permintaan domestik dan menimbulkan kenaikkan harga yang melebihi patokan harga eceran tertinggi atau HET.

Menko Airlangga Bertemu Menlu Singapura, Optimis Kerja Sama Bilateral Kedua Negara Terjalin Kuat

"Jadi sebenarnya kita, saya agak heran juga bahwa yang diributkan impor, dihubungkan dengan gudang penuh. Itu penuh karena impor, kalau enggak ada impornya, ya isinya 800 ribu ton. Sehingga, menurut saya ini enggak perlu digaduhi ini. Gudang penuh, karena impor juga. Kalau tidak ada impor itu, repot kita," katanya, saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu malam, 19 September 2018.

Darmin mengatakan, sebelum diputuskan untuk menambah pengadaan impor beras pada 28 Maret 2018 sebesar satu juta ton, harga beras sudah merangkak naik di kisaran Rp11.036 untuk kualitas medium. Sedangkan HET-nya, adalah sebesar Rp9.450. 

RI Sudah Impor 567,22 Ribu Ton Beras Maret 2024, Naik 921,51 Persen

Hal itu, karena cadangan beras domestik yang sudah mulai menipis di kisaran 903 ribu ton dari cadangan aman yang dipatok sebesar dua sampai tiga juta ton. Ditambah masa panen raya yang ketika itu baru akan berlangsung di kisaran Maret hingga April.

"Jadi, itu sudah dengan pertimbangan matang, walaupun menteri terkaitnya bilang tiga bulan produksinya 13,7 juta ton. Kalau 13,7 juta ton, ya beli dong. Kan, kita hanya minta 2,2 juta ton," tegas dia.

Sebelumnya, penuhnya gudang Bulog, sehingga harus melakukan penyewaan ke beberapa gudang instasi lain di tengah beras impor yang masih belum sepenuhnya masuk menjadi polemik akibat pernyataan Enggartiasto yang mengatakan bahwa hal itu bukan urusannya ataupun kementeriannya.

"Itu kan, sudah diputuskan di rakor menko jadi urusan Bulog. Jadi, enggak tahu saya, bukan urusan kita," tegas dia di Kementerian Koordinator Kemaritiman, Jakarta, Selasa 18 September 2018.

Merespons hal itu, Dirut Bulog Budi Waseso, yang akrab disapa Buwas tersebut sontak memberikan respons yang sedikit keras. Sebab, kata dia, Bulog hanya menjalankan kegiatan yang menjadi perintah pemerintah, sehingga harus ada koordinasi bukan sebaliknya lepas tangan.

"Kalau ada yang jawab soal Bulog sewa gudang bukan urusan kita, mata mu! Itu kita kan sama-sama negara," ungkapnya di Perum Bulog, Jakarta, Rabu 19 September 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya