Bumi dan NFC Mulai Garap Proyek Timah di Dairi Sumut

Kegiatan penambangan Bumi Resources Minerals, anak usaha Bumi Resources.
Sumber :
  • Bumi Resources Minerals

VIVA – PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyatakan pada Senin 24 September 2018 pihaknya telah memulai kemitraan dengan China Nonferrous Metal Industry's Foreign Engineering and Construction Co. Ltd atau NFC.

Hendi Prio Santoso Bawa MIND ID Fokus Menjadi Strategic Holding Industri Pertambangan

Kemitraan ini untuk mengembangkan proyek seng dan timah di Dairi, Sumatera Utara setelah BRMS menjual 51 persen sahamnya di PT Dairi Prima Mineral ke NFC sekitar US$198 juta.

Direktur and CFO BRMS, Fuad Helmy mengatakan bagian dari penjualan akan digunakan untuk mengurangi jumlah neraca Perusahaan dan untuk mendapatkan 20 persen saham PT Aneka Tambang Tbk di DPM.

Hendi Prio Santoso Dukung Perbanyak Demo Kendaraan Listrik

Sedangkan, sisa proses, lanjut dia dialokasikan untuk mengembangkan proyek seng di Dairi dan proyek tembaga dan emas lainnya di Palu dan Gorontalo, Sulawesi.

"Pasca pembayaran pinjaman, likuiditas Perusahaan diperkirakan akan meningkat secara signifikan," jelas Fuad dalam keterangan tertulisnya, Senin 24 September 2018.

Bumi Resources Minerals Ubah Susunan Direksi, Berikut Namanya

Direktur dan Sekretaris Perusahaan BRMS, Muhammad Sulthon menambahkan Kemitraan dengan NFC diharapkan dapat mempercepat produksi pertama dari DPM dan juga untuk mendapatkan akses ke sumber dana murah di Tiongkok.

Untuk itu, pihaknya akan bekerja keras untuk memenuhi semua dokumentasi yang diperlukan untuk menyelesaikan kesepakatan divestasi tersebut.

Sementara itu, Direktur & COO BRMS, Suseno Kramadibrata, mengungkapkan bahwa kemitraan dengan NFC akan memungkinkan perseroan untuk memulai seng dan memimpin produksi dari DPM pada tahun 2020.

Kemudian, disaat yang sama, Suseni menjelaskan pihaknya akan memfokuskan perhatian pada 96 persen proyek emas yang dimiliki di Palu dan 80 persen proyek tembaga yang dimiliki di Gorontalo.

"Kedua proyek berada di Sulawesi, dan proyek Palu diharapkan memulai produksi komersial pada akhir 2020," ujarnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya