Genjot Infrastruktur, Menko Darmin Klaim Inflasi Terkendali

Sejumlah pekerja saat menyelesaikan proyek infrastruktur. (Ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA/Septianda Perdana

VIVA – Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasutio menegaskan, kebijakan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla yang fokus membangun dan memperluas infrastruktur di seluruh Indonesia, merupakan penyebab dari terkendalinya inflasi beberapa tahun terakhir.

Sri Mulyani Ungkap Pembangunan IKN Sudah Sedot APBN Rp 4,3 Triliun

Menurut dia, sejak lama, Indonesia sudah mengalami penyakit inflasi yang kronis. Dengan artian, inflasi tersebut terus tembus di atas 10 persen atau selalu menyentuh double digit. Karenanya, Pemerintah Joko Widodo fokus meredam gejolak inflasi itu sejak awal pemerintahan.

"Indonesia itu dari dulu negara yang mengidap penyakit inflasi relatif tinggi, malah mungkin agak kronis. Di masa lalu selalu double digit. Beberapa tahun terakhir dicoba dikendalikan," ungkapnya di Jakarta, Kamis 27 September 2018.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Terlebih, lanjut Darmin, Indonesia merupakan negara kepulauan, sehingga jika tidak dikoneksikan secara merata antarwilayah melalui pembangunan infrastruktur, maka akan menghambat arus akomodasi logistik atau barang yang pada akhirnya menyebabkan lonjakan harga.

"Alasannya banyak kenapa inflasi, negara kepulauan, logistik mahal dan sebagainya. Tapi akhir-akhir ini inflasi kita jauh lebih rendah yakni bisa menjaga di sekitar 3,5 persen," tutur dia.

Jokowi: Jalan Inpres Gorontalo Penting untuk Tingkatkan Konektivitas Daerah

Bahkan menurutnya, dengan pembangunan infrastruktur tersebut yang kemudian mampu menjadi salah satu faktor pendorong terkendalinya inflasi, Indonesia mampu melampaui Filipina yang sama-sama negara kepulauan dalam hal mengakomodir tingkat inflasi.

Sebab menurutnya, saat ini Filipina harus mengalami inflasi yang mencapai double digit dari sebelumnya mampu mendahului Indonesia untuk menjaga inflasinya di kisaran 2-2,5 persen.

"Ironinya dia negara kepulauan yang dulu double digit. Inflasi dia lebih dulu rendah, dia berhasil menekan inflasinya 2,5 persen. Tapi gara-gara beras salah hitung terlambat reaksinya kemudian inflasi dia mulai mengarah ke double digit. Mudah mudahan dia bisa atasi." (mus) 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya