Air Bersih Sulit Dicari Pasca Gempa Sulteng, Begini Langkah PUPR

Hidran umum yang disediakan oleh Kementerian PUPR di Sulteng.
Sumber :
  • Dok. Kementerian PUPR

VIVA – Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan, ketersediaan air sangat sedikit pasca gempa berkekuatan 7,4 skala richter yang mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah.

Jokowi Resmikan 147 Bangunan yang Direhabilitasi Pasca Gempa di Sulawesi Barat

Penyebabnya, ungkap Basuki, lantaran ketersediaan listrik yang mengakibatkan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) dan sumur warga jadi tidak berfungsi.

"Dampaknya ketersediaan air sangat sedikit. Kami sudah operasikan hidran umum dengan sumber air dengan membuat sumur bor, sumur artesis dan sumber air permukaan,” kata Menteri Basuki dalam keterangan resminya, Jakarta, Selasa 2 Oktober 2018.

Pentingnya Akses Air Bersih dalam Menyempurnakan Ibadah

Hingga saat ini, baru 15 hidran umum yang ditempatkan di 15 lokasi pengungsian dan akan terus ditambah. Pengiriman prasarana sarana air bersih dan sanitasi secara bertahap telah datang yang PUPR dari tiga gudang di Makassar, Surabaya dan Bekasi.

Peralatan yang dikirim berupa Mobil Tangki Air (MTA), mobil Instalasi Pengolahan Air (IPA), mobil tinja dan mobil lapangan total sebanyak total 35 unit, tenda darurat 34 unit, WC knockdown 49 unit, hidran umum 25 unit, genset tiga unit dan peralatan lainnya.

Gempa di Taiwan, 18 Orang Masih Hilang

Lokasi 15 hidran umum yakni Lapangan Watulemo, halaman Balaikota, Bunderan Biromaru, Bunderan STQ, Makorem, Masjid Raya, Mako Sabara Saboya, Lapangan Anoa, Lapangan Perdos, Lapangan Dayodara, GOR Siranindi, Kampung Siswa, Kelurahan Pentolan Boya, BTN Lasoni, dan Mako Sat Brimob Mamboro.

Basuki pun mengungkapkan, pihaknya akan fokus empat strategi tanggap darurat, yakni membantu evakuasi korban, penyediaan prasarana sarana air bersih dan sanitasi, pembersihan kota dan pemulihan konektivitas. Keempat fokus dalam penanganan tanggap darurat bencana gempa dan tsunami itu terus dimonitor oleh Basuki.

Untuk proses pembersihan kota dilakukan menggunakan alat berat dengan fokus utama selain di Balaroa, Petobo, runtuhan hotel-hotel dan Pantai Talise. Kementerian PUPR dengan memobilisasi 3 unit excavator, 5 loader, 4 dump truck, 1 grader, termasuk di Loli (Ruas Palu-Donggala). Ditargetkan pembersihan kota selesai dalam dua minggu atau pertengahan Oktober 2018.

“Dua minggu kita targetkan bersih sehingga akan mengurangi trauma masyarakat," kata Menteri Basuki.

Untuk rehabilitasi dan rekonstruksi rumah, Menteri Basuki mengatakan berbeda dengan rumah rusak akibat gempa bumi dimana masih banyak material yang bisa digunakan kembali dan dibangun oleh masyarakat dibantu Pemerintah.

Sementara material rumah rusak akibat likuivaksi dan tsunami sudah hancur dan sudah hilang semuanya sehingga rekonstruksinya akan dikerjakan oleh Pemerintah.

Selain itu untuk membantu proses evakuasi korban dan pembersihan kota. Menteri Basuki mengatakan jatuhnya korban jiwa tidak hanya diakibatkan oleh gempa bumi dan tsunami namun juga kejadian likuivaksi atau pergerakan tanah yang terjadi di Petobo dan Balaroa.

“Alat berat kami sudah masuk yakni 6 unit di Petobo dan 4 unit di Balaroa termasuk 1 excavator dengan stone breaker dan akan kita tambah lagi mengingat luasnya wilayah terdampak. Diperkirakan banyak korban jiwa akibat likuivaksi,” jelas Menteri Basuki.  

Selain itu juga ada 1 unit loader di Balaroa, 4 unit dump truck yang ditempatkan 2 unit di Petobo dan 2 unit di Balaroa. Tambahan 2 excavator dalam perjalanan dari Makassar yang diperkirakan juga tiba hari ini, Selasa 2 Oktober 2018.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya