- ANTARA Foto/Puspa Perwitasari
VIVA – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat masih berlanjut pada awal pekan ini, setelah pada akhir pekan lalu mengalami tekanan akibat dampak membaiknya ekonomi AS.
Saat ditanya pengaruh hal tersebut terhadap ketahanan emiten di pasar modal, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Hoesen mengatakan, pihaknya masih harus melihat sejumlah hal secara lebih mendalam.
"(Soal ketahanan emiten) saya belum lihat detailnya. Tapi hampir mayoritas kan bukunya pakai rupiah," kata Hoesen di Gedung BEI, Jakarta, Senin 8 Oktober 2018.
Namun, saat ditanya bagaimana dengan nasib sejumlah industri, seperti misalnya sektor farmasi yang berbahan baku impor, Hoesen pun mengaku harus melihat data dulu sebelum membicarakan hal tersebut.
"Kita coba lihat nanti di buku. Mestinya sih yang buku bulan Juni masih growth secara umum, makanya kita kan nunggu laporan keuangan. Mungkin nanti di September atau Desember. Tapi kalau (menurut data) yang Juni sih masih growth (tumbuh)," ujarnya.
Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate Bank Indonesia, rata-rata nilai tukar rupiah awal pekan ini telah berada di level Rp15.193 per dolar AS atau melemah dibandingkan akhir pekan lalu, Jumat 5 Oktober 2018 di posisi Rp15.182 per dolar AS.