56 Persen Generasi yang Lahir Hari ini Terancam Tak Ada Pendapatan

Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (kanan) dan Juru Bicara Grup Bank Dunia David Theis (kiri) memberikan konferensi pers terkait Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali International Convention Center, Kawasan Nusa Dua, Bali
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro

VIVA – Bank Dunia memperkirakan 56 persen anak-anak yang lahir hari ini di seluruh dunia akan kehilangan lebih dari setengah potensi pendapatan seumur hidup mereka. Itu karena pemerintah mereka saat ini belum melakukan investasi yang efektif terhadap penduduknya, terutama terkait jaminan kesehatan, pendidikan, dan kepastian tempat kerja di masa depan.

Bank Dunia dan IMF Berlomba Suntik Dana Miliaran Dolar ke Ukraina

Hal itu disampaikan oleh Presiden Bank Dunia, Jim Young Kim saat melaporkan Indeks Pembangunan Sumber Daya Manusia atau Human Capital Index (HCI) terbaru, di Nusa Dua, Bali, Kamis 11 Oktober 2018. 

Menurut dia, human capital yang merupakan ilmu pengetahuan, keterampilan atau skill, dan kesehatan yang diakumulasikan sepanjang hidup manusia. Telah menjadi faktor kunci di balik pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan faktor penurunan tingkat kemiskinan di banyak negara pada abad ke-20, terutama di wilayah Asia Timur.

Situasi Mencekam, Bank Dunia dan IMF Pindahkan Staf dari Ukraina

"Bagi masyarakat yang paling miskin, human capital sering menjadi satu-satunya modal yang mereka miliki. Namun demikian, investasi dalam kesehatan dan pendidikan belum mendapatkan perhatian yang layak (dari pemerintah)," tuturnya.

Kim mencontohkan, jika pemerintah memfokuskan investasinya di bidang pendidikan dan kesehatan yang baik bagi rakyat, maka semestinya 40 persen anak-anak yang lahir hari ini di negara-negara seperti di Azerbaijan, Ekuador, Meksiko, dan Thailand bisa menjadi lebih produktif sebagai pekerja di masa depan. 

Kemenkeu Catat Aset Tanah PTNBH Senilai Rp161,30 Triliun

Namun begitu, dari 187 negara yang masuk ke dalam indeks tersebut, 28 negara lain termasuk Indonesia sudah mulai menerapkan skema-skema investasi yang baik bagi masyarakatnya, khususnya untuk sektor pendidikan dan kesehatan baru-baru ini.

Akan tetapi, ada beberapa catatan yang menurutnya harus diperhatikan pemerintah Indonesia, sehingga disebutkannya HCI Indonesia harus bertengger di posisi 87 dari 187 negara yang terangkum dalam indeks tersebut. Atau, lebih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya, seperti Singapura di peringkat 1, Vietnam ke 48, Malaysia ke 55,dan Thailand ke 65.

"Indeks yang diperoleh Indonesia tercatat 0,55 dari angka tertinggi 1. Ini berarti anak-anak Indonesia saat ini akan masuk ke usia 20 dengan hanya 55 persen tingkat kesehatan dan pendidikan penuh," tutur Kim. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya