IMF Ingatkan Utang Global Sudah Tidak Aman

Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde (Tengah).
Sumber :
  • Arrijal Rachman/VIVA.co.id.

VIVA – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde mengakui, pertumbuhan ekonomi dunia yang diproyeksikan stagnan di level 3,7 persen pada 2018 dan 2019, menunjukkan perekonomian dunia sedang tidak sehat.

Utang Luar Negeri RI Februari 2024 Naik Jadi US$407,3 MIliar, Ini Penyebabnya

Menurut dia, hal itu dikarenakan tidak meratanya pertumbuhan ekonomi global, terutama akibat adanya perang perdagangan. Pertumbuhan ekonomi secara cepat akan terjadi atau terpusat di negara-negara tertentu saja, khususnya negara maju.

"Hambatan perdagangan kalau ini terus eskalasi, ekonomi global akan terpukul. Rekomendasi kami adalah melakukan de-eskalasi, bekerja lebih adil dan memperkuat sistem perdagangan," tuturnya, di Nusa Dua, Bali, Kamis 11 Oktober 2018.

Utang Luar Negeri RI Naik 2,7 Persen, Ini Sederet Pemicunya

Selain itu, lanjut dia, meski sistem perbankan atau sistem keuangan saat ini yang telah sangat kuat setelah krisis keuangan melanda 10 tahun lalu, namun, hal itu belum mampu menciptakan keamanan bagi perekonomian global dari terpaan krisis keuangan berikutnya bila terjadi.

"Tetapi dengan utang global, baik swasta maupun publik yang sangat tinggi saat ini, kita tidak aman. Perubahan kecil saja yang terjadi bisa menggoyangkan outlook ekonomi negara-negara emerging market," ungkap Lagarde.

Utang Luar Negeri RI Naik Lagi, Tembus Rp 6.237 triliun

"Jelas kita dihadapkan situasi yang tidak kita pikirkan sebelumnya. Ada pengetatan kebijakan moneter di AS dan EU. Implikasinya meningkatnya pembiayaan di banyak dunia, di emerging market dalam variasi volatilitas mata uang dan capital outflow," tuturnya.

Meski begitu, dia menegaskan, beberapa negara emerging market, khususnya Indonesia, memiliki fundamental perekonomian yang kuat sehingga mampu menghadapi gejolak global tersebut. Seperti misalnya pertumbuhan produk domestik brutonya yang mampu meningkat signifikan dari US$785 pada 2.000 menjadi lebih dari US$3.800 pada 2017.

Kemudian, tingkat kemiskinan yang mampu turun dari 19,1 persen pada 2000 dan menjadi 9,38 saat ini dengan inflasi yang terus terkendali. Kondisi ini menjadikan ketahanan ekonomi Indonesia cukup kuat, meski fluktuasi nilai tukar rupiah terus menghantam seluruh negara-negara di dunia.

"Aturan fiskal Indonesia sangat bagus rekaman jejaknya, saya sangat berharap ada apresiasi dari kebijakan dan kedisiplinan yang baik serta keinginan mendorong ekonomi yang bisa dikemudikan atau diarahkan daripada kehilangan arah," paparnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya