Pujian IMF atas Ekonomi Indonesia Tak Istimewa, Ini Alasan Sandi

Presiden Joko Widodo (tengah), Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde (kiri) dan Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim (kanan) berjalan menuju lokasi Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Bali Nusa Dua Convention Center, Nusa Dua,
Sumber :
  • ANTARA FOTO/ICom/AM IMF-WBG/Wisnu Widiantoro

VIVA – Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Christine Lagarde melontarkan pujian terhadap ekonomi Indonesia yang dianggap dikelola dengan sangat baik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan para pembantunya. Namun menurut Cawapres nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno, pujian ini adalah hal yang wajar bagi tuan rumah penyelenggara acara.

Sandiaga Sarankan Khofifah-Risma 'Tidak Berpolitik' untuk Lawan Corona

Namun Sandi mengatakan, IMF selain memuji juga melontarkan koreksi. Hal itu adalah hal yang sangat biasa, di mana sebagai tuan rumah, Indonesia mendapatkan pujian dari tamunya.

"Memuji dan mengoreksi. Itu satu ilmu yang tingkat tinggi. Mereka sebagai tamu memuji pertumbuhan ekonomi Indonesia tapi juga mengoreksi pada saat yang sama dan saya apresiasi, ekonomi kita masih bertumbuh," kata Sandiaga usai menerima Deklarasi dukungan Ikatan Guru Ngaji Indonesia (IGNI) di Seknas Prabowo-Sandi, Sabtu malam, 13 Oktober 2018

Sebar Lokasi CFD, Sandiaga Sebut Kebijakan Tepat

Menurut Sandiaga, meski saat ini ekonomi Indonesia sedang bertumbuh namun pertumbuhannya belum dianggap berkualitas sebab saat ini reformasi struktural belum terjadi.

"Kritik yang kita sampaikan empat tahun yang lalu sampai sekarang masih terus kita kumandangkan. Sekarang kita belum fokus membenahi, perbaiki ekonomi kita, khususnya di bidang sumber produksi nasional," ujar dia.

Industri Otomotif RI Bisa Jadi Ladang Lapangan Kerja karena Hal Ini

Saat ini, Indonesia dinilai perlu memperkuat ekspor. Indonesia juga perlu mengurangi impor dan lebih menggunakan produk-produk dalam negeri.

"Pangan, energi, kita belum menata ekspor kita lebih kuat. Kita belum melakukan industrialisasi dari sektor yang mengganti impor sehingga ekspor kita menurun, impor kita meningkat. Itu yang menjadi masalah utama kita,"
ujar mantan pengusaha itu.

Sandiaga Khawatir Gelombang Ketiga Corona yang Lebih Dahysat

Berkaca pada flu Spanyol 1918.

img_title
VIVA.co.id
26 Juni 2020