Dua Blok Migas Tak Laku Ini Bakal Diserahkan ke Pertamina 

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto
Sumber :
  • VIVA/Fikri Halim

VIVA – Pemerintah dalam waktu dekat akan mengumumkan pemenang lelang wilayah kerja minyak dan gas bumi tahap II 2018. Dari enam blok migas yang dilelang itu ada dua blok yang tak laku, yakni Blok Southeast Mahakam, dan Blok Andika Bumi Kita. 

Motoris Pertamina Sudah Layani 37 Panggilan Kendaraan Pemudik Habis BBM di Tol

Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Djoko Siswanto mengatakan, Pertamina sudah menyatakan minat untuk mengambil dua blok yang tak laku tersebut, dan pemerintah menyetujui. 

"Pertamina minat untuk yang belum laku tapi dengan joint study. Dua yang enggak laku itu yang eksplorasi, sudah dikomunikasikan dengan Pertamina" kata Djoko ditemui di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu 17 Oktober 2018.

Harga Minyak Dunia Naik Buntut Konflik Israel-Iran, Pertamina Pastikan Harga BBM Tak Naik

Ia menjelaskan, Pertamina saat ini masih mempelajari data-data dari kedua blok tersebut. Untuk blok Southeast Mahakam potensi pengembangannya lebih bagus, karena lokasinya dekat dengan blok Mahakam. 

"Pertamina kan punya Mahakam, jadi kalau itu dekat dengan bloknya Pertamina kan akan lebih bagus, siapa tahu nyambung dengan reservoir (cadangan)-nya Pertamina," jelasnya. 

Konsumsi BBM Pertamina Meningkat 42 Persen di Sumut saat Mudik Lebaran 2024

Ia melanjutkan, fase produksi blok Mahakam menjadi salah satu alasan kuat Pertamina tertarik melakukan pengembangan joint study blok Southeast Mahakam. 

Meski demikian, Djoko mengatakan, proses lelang tahap II 2018 ini belum selesai. Secara lebih rinci, hasrat Pertamina untuk mengambil blok migas, yang tak laku tersebut akan dibicarakan setelah selesai proses lelang. 

"Nanti didiskusikan lagi dengan pemerintah kalau dia mau, kita izinkan," katanya. 

Djoko menambahkan, waktu joint study blok migas biasanya berlangsung paling cepat empat bulan dan maksimal bisa mencapai setahun. 

"Ya namanya joint study harus ada kerja sama dengan universitas-universitas, dipelajari data-nya lagi, ada yang bisa sampai setahun, tapi rata-rata 6-9 bulan," katanya. 
 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya