Rincian Sementara Kerugian Gempa Sulteng Sudah Rp13,8 Triliun

Abdullah (64), salah satu korban selamat dari bencana alam gempa dan pencairan tanah (likuifaksi) duduk disekitar puing rumahnya yang hancur dan tertimbun lumpur di Kelurahan Petobo, Palu, Sulawesi Tengah
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

VIVA – Bencana gempa bumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda 4 daerah di Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong mengakibatkan kerugian ekonomi yang besar. Data kerugian pun masih terus di hitung hingga saat ini.

Prabowo-Gibran Unggul di Sulteng dengan 1,2 Juta Suara, Ganjar-Mahfud Cuma 160 Ribu

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, banyak bangunan dan infrastruktur yang hancur akibat bencana tersebut. Kerusakan meliputi 68.451 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit sekolah, perkantoran 78 unit, toko 362 unit, jalan 168 titik retak, jembatan 7 unit dan sebagainya. 

Data tersebut adalah data sementara, yang akan bertambah seiring pendataan yang terus dilakukan. Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB pun terus melakukan pendataan dan melakukan kaji cepat untuk menghitung dampak bencana. 

Penyelundupan Sabu-sabu 3,8 Kg di Bandara Kualanamu Digagalkan, Mau Dikirim ke Sulteng

Hasil perhitungan sementara terhadap kerugian dan kerusakan akibat bencana berdasarkan data per 20 Oktober 2018 mencapai lebih dari Rp13,82 triliun.

"Diperkirakan dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini akan bertambah, mengingat data yang digunakan adalah data sementara," ujar Sutopo dikutip dari keterangan resminya, Minggu 21 Oktober 2018. 
 
Dari jumlah tersebut kerugian ekonomi tercatat mencapai Rp1,99 triliun dan kerusakan mencapai Rp11,83 triliun. Dengan rincian meliputi lima sektor pembangunan, yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp7,95 triliun, sektor infrastruktur Rp701,8 miliar, sektor ekonomi produktif Rp1,66 triliun, sektor sosial Rp 3,13 tiliun, dan lintas sektor mencapai Rp378 milyar.

Pileg Makin Dekat, Syaikhu Panaskan Mesin PKS hingga Ziarah ke Makam Guru Tua

Dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana. Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata tanah dan rusak berat. Terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan landaan terjauh mencapai hampir 0,5 km telah menghancurkan permukiman disana.

Begitu juga adanya amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa. Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang.
 
"Berdasarkan sebaran wilayah, maka kerugian dan kerusakan di Kota Palu mencapai Rp7,63 triliun, Kabupaten Sigi Rp4,29 triliun, Donggala Rp1,61 triliun dan Parigi Moutong mencapai Rp393 milyar. Kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana belum dilakukan perhitungan," ucapnya.

Diperkirakan untuk membangun kembali daerah terdampak bencana nantinya pada saat periode rehabilitasi dan rekonstruksi akan memerlukan anggaran lebih dari Rp10 triliun. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya